Friday, November 2, 2018

Laporan Praktikum Centrifuge

Hello guys, welcome back to my blog 💋



I.     PENDAHULUAN

A.  Judul
Centrifuge
B.  Tujuan
1.    Mengetahui prinsip kerja centrifuge
2.    Memahami cara penggunaan centrifuge

II.  TINJAUAN PUSTAKA

Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam suatu sampel (analisis laboratorium) (Rahayu, 2009).
Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan kompleks.
1.  Metode Pemisahan Sederhana
     Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu tahap. Proses ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif sederhana.
2.  Metode Pemisahan Kompleks
Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja, diantaranya penambahan bahan tertentu, pengaturan proses mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia yang diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih metode sederhana. Contohnya, pengolahan bijih dari pertambangan memerlukan proses pemisahan kompleks
(Rahayu, 2009).
Menurut Kamilati (2006), ada berbagai macam jenis metode pemisahan. Secara umum ada dua macam yaitu, secara kimiawi dan secara mekanik.
1.  Metode pemisahan mekanik:
a.   Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring).
b.  Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal.
c.    Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan.
d.    Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda.
e.    Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dalam pelarut yang sesuai.
f.     Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi.
g.   Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu.
h.  Sedimentasi adalah proses pemisahan padatan yang terkandung dalam zat cair oleh gaya gravitasi.
2. Metode pemisahan kimiawi
a.  Koagulasi adalah proses penggumpalan partikel-partikel di dalam campuran sehingga dapat dipisahkan.
Sentrifugasi merupakan suatu metode yang digunakan dalam pencapaian sedimentasi dimana partikel-partikel yang ada di dalam suatu bahan yang dipisahkan dari fluida oleh gaya sentrifugasi yang dikenakan pada partikel. Dalam hal ini, partikel yang dimaksud adalah solid, gas, atau liquid dan fluida. Dalam penggunaan metode sentrifugasi ini, terdapat sebuah alat yang penting. Alat yang diperlukan dalam metode ini adalah sentrifuge. Metode sentrifugasi dimaksudkan agar segala bentuk proses pemisahan zat dapat dipercepat (Putra, 2010). Sentrifugasi merupakan metode pemisahan berdasarkna partikel, dimana partikel dipisahkan dari fluida oleh gaya centrifugal.
Gaya sentrifugal adalah kecenderungan suatu objek untuk bergerak ke suatu titik tengah. Gaya sentrifugal merupakan gaya fiktif. Gaya fiktif disini maksudnya adalah bahwa gaya sentrifugal merupakan efek samping dari adanya percepatan, bukan akibat dari percepatan. Tidak ada gaya nyata yang berarah ke luar pada benda yang bergerak melingkar, yang ada adalah massa inersia benda tersebut berusaha mempertahankan arah gerak dalam lintasan lurus yang mengakibatkan bergeser makin jauh dari pusat gerak melingkarnya. Besarnya gaya sentrifugal (Fr) dipengaruhi oleh massa (m), kecepatan anguler (V), dan jari-jari putaran (R). Besar dari Fr ini diperoleh dengan cara menggerakkan m dengan kelajuan konstan V. Besarnya kecepatan anguler (V) dapat juga diperoleh dengan jalan mengamati putaran untuk selang waktu tertentu lalu mengalikannya dengan banyaknya putaran tiap detik (frekuensi) dengan 2Ï€ (Ruwanto, 2006).
Menurut Sumardjo (2009), centrifuge dapat diklasifikasikan menurut ketentuan tertentu, antara lain:
1.    Berdasarkan kecepatan putaran
a.    Sentrifuge kecepatan sedang  : < 6.000 rpm
b.    Sentrifuge kecepatan tinggi   : 6.000-20.000 rpm
c.    Ultrasentrifuge                       : 20.000-100.000 rpm
2.    Berdasarkan temperatur pemisahan
a.    Sentrifuge suhu kamar (contoh: sentrifuge meja)
b.    Sentrifue dengan pengatur suhu (contoh: dingin=refrigerated centrifuge) 
3.    Berdasarkan fungsinya
a.   Sentrifuge preparatif: pemisahan komponen biologis untuk dianalisis lebih lanjut.
b. Sentrifuge analatik: pengujian sifat bahan partikel atau makromolekul yang murni, dapat mengetahui kemurnian bahan, berat molekul, dan bentuknya.
Bentuk sentrifus yang paling sederhana terdiri dari sebuah keranjang berputar. Bahan cair atau bahan cair dan padat dimasukkan kedalam keranjang dan dibawah gaya sentrifugal, bahan cair yang lebih berat atau partikel padat lolos ke daerah terluar keranjang sedangkan komponen paling ringan bergerak ke tengah-tengah. Di dalam sentrifius pemisahan bahan cair, piring berbentuk rucut disusun dan memberikan aliran yang lebih halus dan pemisahan yang lebih baik (Earle, 1969).
Dalam sebuah laboratorium centrifuge berguna untuk memisahkan partikulat padat dalam cairan misalnya, memisahkan serum, pemeriksaan Ht (Hematokrit), dan aplikasi yang digunakan untuk pemeriksaan mikroskopis urine, pemisahan organel sel dari sitoplasma, pemisahan antara sel dengan plasma darah, dan pemisahan tepung pati dari santan pati. Di dunia industri penerapan prinsip centrifugasi banyak digunakan contohnya pengayakan tepung dalam proses pemfilteran, pemisahan gula dan kristal dan molasses menggunakan gaya sentrifugal (Qayyum, 2013).
Sentrifugasi adalah suatu teknik pemisahan yang digunakan untuk menisahkan suspensi yang jumlahnya sedikit. Suspensi ini dimasukan ke dalam tabung reaksi kemudian difusing. Sentrifugasi yang cepat menghasilakan gaya sentrifugal lebih besar sehingga partikel tersuspensi mengendap di dasar tabung reaksi kemudian didekantasi (di pipet) (Yulia, 2009).








Gambar 1. Centrifuge (dokumen pribadi, 2015). 
Komponen – komponen centrifuge antara lain:
1.   Penutup: penutup berfungsi untuk menjaga sentrifugasi pada saat proses pemisahan berlangsung. 
2. Indikator kecepatan: berfungsi untuk menunjukan kecepatn centrifuge pada saat proses berlangsung. 
3.    Panel kecepatan: untuk mengatir kecepatan centrifuge
4.  Pengatur waktu: pengatur waktu centrifuge dan sekaligus menjadi tombol on/off.
5. Keranjang tabung: digunakan untuk menyimpan tabung yang akan disentrifugasi. Peletakkan tabung reaksi harus genap dan berhadapan, agar saat disentrifugasi menjadi seimbang dan tidak kontal, yang dapat berakibat pecahnya tabung reaksi atau ketidaktepatan data. Seharusnya, dua sampel tidak boleh disentrifugasi bersamaaan, karena dapat mengakibatkan perpindahan molekul antar sampel.
Dalam metode sentrifugasi, prinsip yang digunakan yaitu objek diputar secara horizontal pada jarak radial dari titik dimana titik tersebut dikenakan gaya. Pada saat objek diputar, partikel-partikel yang ada akan berpisah dan berpencar sesuai dengan jenis masing-masing partikel. Gaya yang berperan dalam proses teknik sentrifugasi ini adalah gaya sentrifugal. Prinsip sentrifugasi ini dapat bekerja secara optimum jika pengguna dapa memasukkan nilai rpm dan nilai konsentrasi yang tepat ke dalam alat sentrifugasi (Putra, 2010).
Menurut Surat (2014), prinsip sentrifugasi didasarkan atas fenomena bahwa partikel yang tersuspensi di dalam suatu wadah akan mengendap ke dasar wadah karena pengaruh gravitasi. Laju pengendapan tersebut dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan pengaruh gravitasi terhadap partikel. Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan tabung berisi suspensi partikel ke dalam rotor suatu mesin sentrifugasi kemudian diputar dengan kecepatan tinggi. Ada dua macam prinsip sentrifugasi yang umum digunakan untuk pemisahan partikel berdasarkan atas massa jenis, ukuran, atau panjang partikel serta densitas partikel. Prinsip tersebut yaitu:

a.    Sentrifugasi zonal
Merupakan teknik pemisahan partikel berdasarkan massa jenis. Jika partikel terdiri atas beberapa macam partikel yang berbeda ukuran atau panjangnya, maka setelah disentrifugasi partikel-partikel yang berbeda ukurannya akan terpisah pada lapisan-lapisan (zone) yang berbeda pada tabung sentrifugasi.
b.    Sentrifugasi keseimbangan gradien densitas
Dalam teknik sentrifugasi ini, partikel berada di dalam suatu cairan yang densitasnya bergradien dari atas ke bawah. Setelah disentrifugasi, partikel di dalam cairan tersebut akan berada di lapisan cairan yang densitasnya sama dengan densitas partikel tersebut. Meskipun disentrifugasi dengan kecepatan yang sangat besar, partikel tersebut tidak akan mengendap melalui lapisan cairan yang densitasnya lebih tinggi daripada partikel tersebut. Prinsip sentrifugasi semacam ini disebut sentrifugasi keseimbangan gradien densitas.
Pemisahan 2 macam bahan cair yang tidak bercampur atau bahan cair dengan bahan padat secara pengendapan, tergantung pada pengaruh gaya tarik bumi terhadap komponen. Kadang pemisahan ini bisa sangat lambat oleh karena berat spesifik komponen sangat tidak berbeda nyata atau oleh karen agaya yang menahan komponen dalam ikatan, misalnya sebagai yang terjadi dalam emulsi. Juga dalam peristiwa pengendapan, tidak terlihat batas yang jelas antar komponen, tetapi suatu lapisan yang bergabung. Dengan maksud meningkatkan kecepatan pemisahan gaya sentrifugasi dapat dipergunakan untuk menekan perbedaan gaya terhadap komponen (Earle, 1969).
Faktor-faktor yang mempengaruhi sentrifugasi adalah:
a.       Berat molekul (BM): semakin tinggi BM, maka kecepatan juga makin tinggi.
b.    Bentuk partikel: partikel yang bentuknya lebih kompak akan bergerak lebih cepat dibandingkan partikel tidak kompak dengan BM yang sama. Hal ini dipengaruhi oleh gaya gesekan antar partikel.
Sampel yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah tepung ketan, tepung sukun, dan tepung maizena. Tepung ketan merupakan tepung yang dibuat dari beras ketan. Beras ketan yang telah dicuci, lalu ditiriskan dan dimasukkan ke penggilingan maka akan menghasilkan tepung ketan. Untuk penggunaan lebih lanjut, sebaiknya tepung ketan jangan disimpan terlalu lama ketika akan digunakan untuk membuat makanan. Tepung ketan (Oryza sativa qlutinous) mengandung karbohidrat yang cukup tinggi,yaitu sekitar 80%. Selain karbohidrat, kandungan  dalam ketan adalah lemak sekitar 4%, protein 6%, dan air 10%. Karbohidrat di dalam tepung ketan terdapat dua senyawa, yaitu amilosa dan amilopektin dengan kadar masing-masing sebesar 1% dan 99% (Hanifa dan Luthfeni, 2006).
Tepung maizena adalah tepung berwarna putih yang terbuat dari saripati biji jagung. Pati jagung merupakan sumber kabohidrat yang biasa digunakan sebagai bahan pembuat roti, kue kering, biskuit, makanan bayi, dan lain-lain. Tepung ini jarang digunakan sebagai bahan utama pembuatan cake, namun seringkali menjadi bahan pelengkap untuk mendapatkan tekstur sempurna. Dalam pembuatan biskuit, maizena biasanya dipakai sebagai bahan pembantu untuk merenyahkan biskuit. Sedangkan untuk pembuatan cake, maizena berfungsi untuk membantu melembutkan cake. Komposisi amilosa dan amilopektin tepung maizena adalah 24% dan 76%.  (Hanifa, 2006).
Perbedaan dari ketiga tepung ini adalah susunan amilumnya. Dimana kadar amilosa dalam beras ketan sangatlah kecil, sementara dalam tepung maizena hampir 25%nya adalah amilosa. Menurut Gaman (1992), komponen utama pati beras ketan adalah amilopektin, sedangkan kadar amilosanya hanya berkisar antara 1-2% dari kadar pati seluruhnya. Beras yang mengandung amilosa lebih besar dari 2 % disebut beras biasa atau bukan beras ketan. Pemasakan akan mengubah sifat beras ketan menjadi sangat lengket dan mengkilat. Sifat ini tidak berubah dalam penyimpanan beberapa jam atau bahkan beberapa hari. Secara umum, bahan dengan kandungan amilopektin yang lebih tinggi akan memiliki nilai BM yang lebih tinggi pula (Halim dkk., 2010; Sumardjo, 2009).
Tepung sukun memiliki kandungan karbohidrat, vitamin, dan mineral yang cukup tinggi. Sukun memiliki mineral dan vitamin yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan beras, tetapi kalorinya lebih rendah sehingga dapat digunakan untuk makanan diet. Kandungan gizi tepung sukun yang tinggi ini dapat dimanfaatkan untuk menambah nilai gizi produk makanan seperti non flacky crackers. Kadar amilosa  pada  tepung  sukun  sebesar 22,52%  dan  amilopektin  77,48%. Amilosa  akan  mempengaruhi kekerasan  dan  amilosa  mempengaruhi kekenyalan. Bahan  pengisi yang memiliki kadar pati tinggi seperti buah  sukun  dapat  meningkatkan stabilitas  emulsi  dengan  cara meningkatkan daya ikat air dan lemak (Pearson dan Tauber, 1984).
Tepung beras merupakan bahan pokok yang sangat penting dalam pembuatan kue-kue Indonesia. Dengan munculnya tepung beras yang halus dan kering dipasaran, maka tepung beras untuk pembuatan kue-kue sangat mudah untuk didapat. Kualitas kue yang dibuat dari tepung beras yang baru ditumbuk lebih baik dibandingkan dengan kue yang dibuat dari tepung beras kering yang banyak dijual dipasaran. Beras yangn baik adalah beras yang butirannya keras dan utuh serta kering, Dalam pembuatan tepung beras, tepung beras yang baik adalah tepung beras yang tidak dicampur dengan bahan-bahan lain, terutama bahan pengawet (Dahlan, 2009).
Tepung pisang adalah hasil penggilingan buah pisang kering (gaple pisang). Pembuatan tepung pisang mudah dilakukan, dan biayanya tidak mahal. Pengolahan pisang menjadi tepung pisang mempunyai beberapa keunggulan yaitu daya simpan lebih lama, mudah diolah menjadi makanan, dapat diformulasikan menjadi beberapa bentuk olahan kue, dan sifatnya mudah dicerna sehingga aman untuk konsumsi lansia dan anak-anak (bayi). Kandungan amilosa tepung pisang adalah 24,7% dan amilopektin adalah 52,4% (Yudanti dkk.,2015).
Tepung sagu mengandung amilosa dan amilopektin yang dapat mempengaruhi daya larut dari pati sagu dan suhu gelatinisasi. Adapun kadar amilosa pada pati sagu adalah 27% dan amilopektinnya adalah 73% dan pada konsentrasi yang sama, pati sagu mempunyai viskositas yang tinggi dibandingkan pati serealia yang lain (Wattimena dkk., 2013).
III.   METODE

A.  Alat dan Bahan
Alat – alat yang digunakan pada saat praktikum adalah centrifuge, tabung falcon, gelas beker, pipet tetes, pipet ukur, pro pipet, timbangan elektrik, gelas pengaduk, rak tabung reaksi. Bahan – bahan yng digunakan adalah tepung ketan, maizena, sukun sagu, tepung beras, tepung pisang, aquades.
B.  Cara Kerja


IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN

A.  Hasil
Berdasarkan percobaan yang dilakukan hasil yang didapat sebagai berikut
Tabel 1. Hasil Pengukuran Centrifuge
Jenis tepung
Jumlah endapan
Warna endapan
Ketan
++++++
++
Maizena
++++
+++
Sukun
+++++
++++++
Sagu
++
+++++
Beras
+
++++
Pisang
+++
+
 Keterangan: ++++++ = paling banyak; + = paling sedikit
B.  Pembahasan
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat dalam suatu sampel (analisis laboratorium).
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah centrifuge Hettich EBA 3S Prinsip sentrifugasi didasarkan atas fenomena bahwa partikel yang tersuspensi di dalam suatu wadah akan mengendap ke dasar wadah karena pengaruh gravitasi. Laju pengendapan tersebut dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan pengaruh gravitasi terhadap partikel. Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan tabung berisi suspensi partikel ke dalam rotor suatu mesin sentrifugasi kemudian diputar dengan kecepatan tinggi. Ada dua macam prinsip sentrifugasi yang umum digunakan untuk pemisahan partikel berdasarkan atas massa jenis, ukuran, atau panjang partikel serta densitas partikel.







 
Gambar 1. Centrifuge Hettich EBA 3S (dokumen pribadi, 2015).

Komponen – komponen centrifuge antara lain:
1. Penutup: penutup berfungsi untuk menjaga sentrifugasi pada saat proses pemisahan berlangsung.
2. Indikator kecepatan: berfungsi untuk menunjukan kecepatn centrifuge pada saat proses berlangsung.
3.    Panel kecepatan: untuk mengatir kecepatan centrifug
4.    Pengatur waktu: pengatur waktu centrifuge dan sekaligus menjadi tombol on/off.
5.   Keranjang tabung: digunakan untuk menyimpan tabung yang akan disentrifugasi. Peletakkan tabung reaksi harus genap dan berhadapan, agar saat disentrifugasi menjadi seimbang dan tidak kontal, yang dapat berakibat pecahnya tabung reaksi atau ketidaktepatan data. Seharusnya, dua sampel tidak boleh disentrifugasi bersamaaan, karena dapat mengakibatkan perpindahan molekul antar sampel.
Cara pengoperasian centrifuge, larutan yang akan dimurnikan dipersiapkan terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam tabung falcon, setelah itu centrifuge dihubungkan dengan sumber listrik dan centrifuge dinyalakan. Penutup centrifuge dibuka dengan menekan tombol open, kemudian tabung falcon dimasukkan ke dalam centrifuge. Tabung falcon diletakan secara seimbang di dalam centrifuge dan berat tiap tabung falcon harus sama. Penutup centrifuge kembali ditutup, lalu diatur kecepatannya 3000 rpm dan waktu diatur selama 3 menit dengan memutar tombol timer yang sekaligus menjadi tombol on/off centrifuge. Setelah pemisaha selesai tekan tombol open dan ambil semua tabung yang dimurnikan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat pengoperasian centrifuge:
1.  Centrifuge harus diletakkan dalam posisi yang datar air, agar pada saat pemisahan sampel yang berada di dalam alat tidak tumpah.
2.    Bersihkan dinding bagian dalam dengan larutan antiseptic setiap minggu atau bila tumpahan atau ada tabung yang pecah.
3.    Gunakan tabung dengan ukuran dan type yangsesuai untuk tiap centrifuge.
4.    Beban harus dibuat seimbang sebelum centrifuge dijalankan.
5. Pastikan bahwa penutup telah menutup dengan baik dan kencang sebelum centrifuge dijalankan.
6.  Periksa bantalan pada wadah tabung. Bila bantalan tidak ada maka tabung mudah pecah waktu dicenrifuge karena adanya gaya setrifugal yang kuat menekan tabung kaca ke dasar wadah.
7.    Pada saat pengoperasian penutup tidak boleh dibuka
8.    Tidak boleh menghentikan secara paksa pada saat proses berlangsung
Berdasarkan percobaan yang dilakukan hasil yang didapat jumlah endapan yang paling banyak sampai paling sedikit adalah ketan, sukun, maizena, pisang, sukun, dan beras. Tepung ketan memiliki jumlah air yang lebih tinggi dalam sistem adonan karena ukuran pati kecil (3 – 8 mikron) sehingga mengabsorbsi air lebih sedikit (Hanifa dan Luthfeni, 2006) dan kandungan amilosa pada ketan lebih rendah. Bahan dengan kandungan amilopektin yang lebih tinggi akan memiliki nilai berat molekul yang lebih tinggi pula. Kandungan amilopektin pada tepung keta adalah 99%, selain densitas partikel lebih padat dari medium sehingga tejadi endapan.
 Hasil tepung warna yang paling gelap ke terang adalah sukun, sagu, beras, maizena, ketan, dan pisang. Tepung sukun memiliki endapan berwarna coklat dibanding tepung yang lain karena kandungan amilopektin yang lebih tinggi akan memiliki nilai berat molekul ysng lebih tinggi pula. Tepung pisang memiliki endapan putih dan jumlah cukup banyak. Hal ini karena densitas partikelnya yang kurang padat dari medium sehingga endapan yang terbentuk sedikit selain itu karena memiliki ukuran partikel yang kecil sehingga diperlukan waktu yang lama dalam proses sentrifugasi. Semakin lama waktu yang digunakan, kecepatan akan semakin tinggi. Semakin tinggi kecepatan semakin banyak pula putaran dan partikel makin mudah terpisah dengan fluida dan mengendap karena adanya gaya gravitasi (Yuwono, 2005).

V.  KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan, kesimpulan yang didapat:
1. Prinsip kerja centrifuge adalah partikel yang tersuspensi di dalam suatu wadah akan mengendap ke dasar wadah karena pengaruh gravitasi.
2.    Cara penggunaan centrifuge adalah menghubungkan alat dengan arus listrik terlebih dahulu. Setelah itu penutupnya dibuka lalu memasukan sampel kedalam keranjang tabung dengan keadaan seimbang antara sisinya dengan jumlah tabung genap. Penutupnya diturunkan kemudian kecepatan dan waktu sentrifugasi diatur pada panel pengatur kecepatan dan pengatur waktu.


DAFTAR PUSTAKA

Dahlan. 2009. Tepung Beras. http://dahlanforum.wordpress.com. 09 November 2015.
Earle, R.L., 1969. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. PT Sastra Hudaya, Bogor.
Gaman, P. M., dan Sherrington, K. B. 1992. Pengantar Ilmu Pangan dan Mikrobiologi Edisi Kedua. UGM, Yogyakarta.
Halim, A., Ben, E. S. dan Zulinais. 2010. Makalah: Studi Awal Pemisahan Amilosa dan Amilopektin Pati Singkong Dengan Fraksinasi Butanol – Air. Universitas Andalas, Padang.
Hanifa, N., dan Luthfeni. 2006. Aneka Makanan Kecil. Azka Press, Bandung.
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/DIDAH%20RAHAYU%20(0606371)/halaman_10.html. 09 November 2015.
Kamilati, N. 2006. Mengenal Kimia. Yudhistira, Jakarta.
Pearson, A. M., dan Tauber, F. W. 1984. Proced Meats. AVI Publishing Company, Inc.Westport, Connecticut.
Putra, I. 2010. Sentrifugasi. www.scribd.com/doc/19309603/SENTRIFUGASI. 09 November 2015.
Qayyum, N. 2013. Aplikasi sentrifugasi. Universitas Brawijaya Malang Fakultas Teknologi Pertanian, Malang.
Rahayu, D. 2009. Pemisahan Campuran. http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/DIDAH%20RAHAYU%20(0606371)/halaman_10.html. 09 November 2015.
Ruwanto, B. 2006. Asas-Asas Fisika 1A. Yudhistira, Jakarta.
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia Buku Panduan Mahasiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Surat. 2014. Perbandingan Metode Ekstraksi Kadar Aspal Alat Centrifuge Extraktor dengan Reflux. Jurnal Intekna, 14(1): 1 – 10.
Wattimena, M., Bintoro, V. P., dan Mulyani, S. 2013. Kualitas Bakso Berbahan Dasar Daging Ayam Dan Jantung Pisang Dengan Bahan Pengikat Tepung Sagu. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan2 (1) : 36 – 39.
Yuwono, T. 2005. Biologi Molekular. Erlangga, Jakarta.

/>

Laporan Praktikum Centrifuge

Hello guys, welcome back to my blog 💋 I.      PENDAHULUAN A.   Judul Centrifuge B.   Tujuan 1.     Mengetahui prinsip kerja ...