Hello guys.. Welcome Back to My blog ð
B. CARA KERJA
/>
I. PENDAHULUAN
A.
JUDUL
High Performance Liquid Chromathogaphy
B. TUJUAN
1.
Mempelajari prinsip kerja HPLC
2.
Menghitung konsentrasi suatu
senyawa dalam sampel dengan menggunakan metode regresi linier
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kromatografi adalah suatu metode analitik
untuk pemurnian dan pemisahan senyawa-senyawa organic dan anorganik. Metode ini
berguna untuk fraksionasi campuran kompleks dan pemisahan untuk senyawa-senyawa
sejenis. Ada beberapa metode kromatografi, salah satunya adalah metode
kromatografi cair yang memanfaatkan fase gerak cair untuk menggeser sampel
sepanjang kolom partisi yang diisi oleh pengabsorbsi padat atau zat padat yang
diselimuti cairan seperti dalam HPLC (Khopkar, 2003).
Pada kromatografi,
komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan
fase gerak. Fase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan
melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang mudah tertahan pada fase diam
akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan
bergerak lebih cepat. Metode ini berguna untuk fraksionasi campuran kompleks
dan pemisahan untuk senyawa-senyawa sejenis. Ada beberapa metode kromatografi,
salah satunya adalah metode kromatografi cair yang memanfaatkan fase gerak cair
untuk menggeser sampel sepanjang kolom partisi yang diisi oleh pengabsorbsi
padat atau zat padat yang diselimuti cairan seperti dalam HPLC (Khopkar, 2003).
Menurut Johnson dan Stevenson
(1991), ada
beberapa jenis kromatografi:
1.
Kromatografi
Cair-Padat
Cara ini
didasarkan pada penjerapan linarut pada penjerap polar seperti silika gel atau
alumunium.Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu bentuk kromatografi
cair-padat.
2.
Kromatografi
partisi
Cara ini
didasarkan pada partisi linarut antara dua pelarut yang tidak bercampur, salah
satunya diam (fase diam) dan yang lainnya bergerak (fase gerak). Pada tahapan
awal, fase diam dibuat dengan cara yang sama seperti membuat penyangga
kromatografi gas. Fase diam (polar dan non polar) disalutkan pada penyangga
lembam dan dikemas ke dalam kolom.Kemudian fase gerak dialirkan melalui
kolom.Bentuk kromatografi partisi ini disebut dengan kromatografi cair-cair.
3.
Kromatografi
pertukaran ion
Cara ini
didasarkan pada pertukaran ion antara fase gerak dan titik ion pada
kemasan.Banyak damar yang diperoleh dari kopolimer stirena divinilbenzena yang
telah ditambahi gugus fungsi.Damar jenis asam sulfonat dan jenis amina
kuartener merupakan pilihan terbaik untuk sebagian besar pemakaian.Baik fase
terikat atau damar telah digunakan.Cara tersebut banyak dipakai dalam ilmu
hayat, contohnya pemisahan asam amino, dan dapat pula dipakai untuk kation dan
anion.
4.
Kromatografi
eksklusi
Arti
pemisahan ini didasarkan pada ukuran molekul linarut.Kemasannya berupa gel dengan
permukaan berpori yang lembam. Molekul kecil dapat memasuki jaringan pori
tersebut dan tertahan di dalam fase gerak yang tidak mengalir. Molekul yang
lebih besar tidak dapat memasuki jaringan dan mereka melalui kolom tanpa
ditahan.
5.
Kromatografi gas
Campuran gas dapat dipisahkan dengan
kromatografi gas. Fase stationer dapat berupa padatan (kromatografi gas-padat)
atau cairan (kromatografi gas-cair). Umumnya, untuk kromatografi gas-padat,
sejumlah kecil padatan inert misalnya karbon teraktivasi, alumina teraktivasi,
silika gel atau saringan molekular diisikan ke dalam tabung logam gulung yang
panjang (2-10 m) dan tipis. Fase mobil adalah gas semacam hidrogen, nitrogen
atau argon dan disebut gas pembawa. Pemisahan gas bertitik didih rendah seperti
oksigen, karbon monoksida dan karbon dioksida dimungkinkan dengan teknik ini
(Khopkar, 2003).
6.
HPLC
Untuk pemurnian
(misalnya untuk keperluan sintesis) senyawa organik skala besar, HPLC (high precision liquid chromatography atau
high performance liquid chromatography)
secara ekstensif digunakan. Bila zat melarut dengan pelarut yang cocok, zat
tersebut dapat dianalisis. Ciri teknik ini adalah penggunaan tekanan tinggi
untuk mengirim fase mobil ke dalam kolom. Dengan memberikan tekanan tinggi,
laju dan efisiensi pemisahan dapat ditingkatkan dengan besar.
HPLC adalah metode kromatografi cair yang menggunakan fase
gerak dan fase diam untuk melakukan pemisahan suatu jenis molekul. Terdapat dua
variasi utama yaitu, HPLC yang terdiri dari eluen polar dan fase diam non-polar
atau eluen non-polar dan fase diam polar. Keduanya diklasifikasikan sebagai
metode reversed-phase dan normal-phase. Metode reversed-phase yang akan dipakai dalam
eksperimen ini menggunakan kolom octadecylsilane (ODS) dan partisi absorbtif
(dapat menyerap) utnuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran (Wiryawan,
2011).
HPLC
adalah singkatan dari High Performance Liquid Chromatography, yaitu alat yang
berfungsi mendorong analit melalui sebuah kolom dari fase diam (yaitu sebuah
tube dengan partikel bulat kecil dengan permukaan kimia tertentu) dengan
memompa cairan (fase bergerak) pada tekanan tinggi melalui kolom. HPLC secara
mendasar merupakan perkembangan tingkat tinggi dari kromatografi kolom. Selain
dari pelarut yang menetes melalui kolom dibawah gravitasi, didukung melalui
tekanan tinggi sampai dengan 400 atm.
Prinsip kerja dari HPLC adalah dengan bantuan pompa fasa
gerak cair dialirkan melalui kolom ke detector. Kemudian cuplikan dimasukkan ke
dalam aliran fasa gerak dengan cara penyuntikan. Didalam kolom terjadi
pemisahan komponen-komponen campuran. Karena perbedaan kekuatan interaksi
antara solute-solut terhadap fasa diam. Solut-solut yang kurang kuat
interaksinya dengan fasa diam akan keluar dari kolom lebih dulu. Sebaliknya,
solut-solut yang kuat berinteraksi dengan fasa diam maka solute-solut tersebut
akan keluar kolom dideteksi oleh detector kemudian direkam dalam bentuk
kromatogram kromatografi gas. Seperti pada kromatografi gas, jumlah peak
menyatakan konsentrasi komponen dalam campuran. Komputer dapat digunakan untuk
mengontrol kerja sistem HPLC dan mengumpulkan serta mengolah data hasil
pengukuran HPLC (Khopkar, 2003).
HPLC biasanya
menggunakan kolom dengan diameter yang kecil yaitu 2-8 mm dan memiliki ukuran
penunjang partikel 50 mm. Sedangkan laju aliran dipertinggi dengan tekanan yang
tinggi. HPLC digunakan untuk isolasi zat-zat yang tidak dapat atau tidak mudah
menguap dan untuk zat-zat yang secara thermal stabil. Luas puncak kromatografi
dipengaruhi oleh perpindahan massa yaitu difusi Eddy, difusi longitudinal, dan
transfer massa tidak seimbang. Efisiensi pemisahan akan semakin baik bila
partikel penunjang berukuran kecil (Khopkar, 1990).
Menurut
Adnan (1997), komponen utama HPLC antara lain :
1. Reservoir
pelarut
Zat pelarut yang dipakai polaritasnya dapat bervariasi tergantung dari
senyawa yang dianalisis, yang perlu diperhatikan adalah bahwa tempat pelarut
tersebut harus memungkinkan untuk proses menghilangkan gas atau udara yang ada
dalam pelarut.
2.
Pompa
Pompa diperlukan untuk mengalirkan pelarut sebagai fase mobil dengan
kecepatan dan tekanan tetap. Gangguan pada pompa dapat disebabkan oleh
perawatan yang kurang teratur.
3.
Injektor
Pada sampel diinjeksikan dalam kolom, diharapkan agar pelarut tidak
mengganggu masuknya keseluruhan sampel ke dalam kolom. Injeksi dapat
menggunakan syringe.
4.
Kolom
Ukuran kolom yang umum dipakai adalah dengan panjang 10-25 cm
dan berdiameter 4,5-5,0 mm, yang diisi dengan fase stasioner berukuran
rata-rata 5-10 mikrometer dan dibuat dari logam stailessstccl.
5.
Detektor
Detektor digunakan untuk mendeteksi suatu zat atau sample. Sifat-sifat
detektor yang diperlukan adalah mempunyai spesifitas tinggi, bersifat linear
untuk jangka konsentrasi tertentu dan dapat mendetek dieluen tanpa mempengaruhi
resolusi kromatogram.
HPLC terdiri dari dua fase yang pertama adalah fase diam/stasioner, pada fase ini senyawa-senyawa
polar dalam campuran yang melalui kolom akan melekat lebih lama pada silica
(diatome) yang polar dibanding degan senyawa-senyawa non polar. Oleh karena
itu, senyawa yang non polar kemudian akan lebih cepat melewati kolom, yang
kedua merupakan fase gerak. Senyawa-senyawa non polar dalam campuran akan
cenderung membentuk atraksi dengan gugus hidrokarbon karena adanya dispersi
gaya van der Waals. Senyawa-senyawa ini juga akan kurang larut dalam pelarut
karena membutuhkan pemutusan ikatan hidrogen sebagaimana halnya senyawa-senyawa
tersebut berada dalam molekul-molekul air atau metanol misalnya. Oleh
karenanya, senyawa-senyawa ini akan menghabiskan waktu dalam larutan dan akan
bergerak lambat dalam kolom. Ini berarti bahwa molekul-molekul polar akan
bergerak lebih cepat melalui kolom (Clark, 2007).
Waktu yang dibutuhkan oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom menuju
detektor disebut sebagai waktu retensi. Waktu retensi diukur berdasarkan waktu dimana
sampel diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian puncak yang maksimum
dari senyawa itu. Senyawa-senyawa yang berbeda memiliki waktu retensi yang berbeda.
Untuk beberapa senyawa, waktu retensi akan sangat bervariasi dan bergantung
pada:
1.
tekanan
yang digunakan (karena itu akan berpengaruh pada laju alir dari pelarut)
2.
kondisi
dari fase diam (tidak hanya terbuat dari material apa, tetapi juga pada ukuran
partikel)
3.
komposisi
yang tepat dari pelarut
4.
temperatur
pada kolom
Analisa
kualitatif bertujuan untuk mengetahui informasi tentang identitas kimia dari
alat dalam suatu sampel, sedangkan analisa kuantitatif untuk mengetahui jumlah
dan konsentrasi alat tersebut dalam sampel. Tentu saja informasi kualitatif
diperlukan sebelum dapat melakukan analisa kuantitatif. Proses separasi
biasanya diperlukan baik untuk analisa kualitatif atau analisa kuantitatif.
Sebelum memulai pembuatan metode analisa, perlu untuk mengetahui labih jauh
tentang sifat-sifat sample, tujuan analisa, berapa jumlah sample yang nantinya
akan dianalisa dengan metode terkait, serta perlu dilihat jenis instrument HPLC
yang dimiliki (Riyadi, 2009).
HPLC
ini menggunakan metode regresi linier. Regresi linier adalah metode statistika yang
digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel terikat (dependen;
respon; Y) dengan satu atau lebih variabel bebas (independen, prediktor, X).
Apabila banyaknya variabel bebas hanya ada satu, disebut sebagai regresi linier
sederhana, sedangkan apabila terdapat lebih dari 1 variabel bebas, disebut
sebagai regresi linier berganda (Johnson, 2002).
Menurut Adnan (1997), HPLC memiliki beberapa
keunggulan yaitu:
1.
HPLC dapat menangani
senyawa-senyawa yang stabilitasnya terhadap suhu terbatas, begitu juga
volatilitasnya bila tanpa menggunakan derivatisasi.
2.
HPLC mampu memisahkan senyawa yang
sangat serupa dengan resolusi yang baik.
3.
Waktu pemisahan dengan HPLC
biasanya singkat, sering hanya dalam waktu 5-10 menit, bahkan kadang-kadang
kurang dari 5 menit untuk senyawa sederhana.
4.
HPLC dapat digunakan untuk
analisis kuantitatif dengan baik dan dengan presisi yang tinggi, dengan
koefisien variasi dapat kurang dari 1%.
5.
HPLC juga merupakan teknik
analisis yang peka.
Menurut
Arindradita (2009), kerugian dari penggunaan HPLC yaitu :
1.
Larutan harus dicari fase diamnya terlebih dulu
2.
Hanya bisa digunakan untuk asam organik
3.
Harus mengetahui kombinasi yang optimum antara pelarut,
analit, dan gradien elusi
4.
Harganya mahal sehingga penggunaannya dalam lingkup
penelitian yang terbatas.
Paracetamol adalah obat penurun panas untuk penderita
demam (Werner, 2010). Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai
sifat antipiretik/analgesik. Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus
aminobenzen. Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan
sampai sedang. Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga sehingga tidak
digunakan sebagai antirematik (DechaCare, 2012).Menurut
Prawira (2010), parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan
antipiretik yang popular dan digunakan untuk melegakan sakit kepala,
sengal-sengal, demam, dan sakit ringan. Parasetamol disebut juga
-hydroxyacetanilide atau N-acetyl-p-aminophenol dengan struktur kimia yaitu:
Paracetamol
berwarna putih, bubuk kristalnya tidak berbau tajam dengan rasa yang pahit,
dapat larut dalam 70 bagian dari air (1 dalam 20 air mendidih), 7 bagian dalam
alkohol 95%, 13 bagian dalam aseton, 40 bagian dalam glycerol, 9 bagian dalam
propylene glycol, 50 bagian dalam chloroform, atau 10 bagian dalam methyl
alkohol. Paracetamol juga dapat larut dalam pelarut yang alkali hydroxide.
Paracetamol tidak dapat larut dalam benzena dan eter. Pada pelarut yang penuh
dengan air mempunyai pH kira-kira 6 dan ini merupakan keadaan yang stabil
tetapi stabilitas akan turun dalam kondisi asam atau basa, paracetamol akan
perlahan-lahan diuraikan menjadi acetic dan p-aminophenol. Paracetamol
digunakan dalam berbagai resep analgesik salesma dan flu. Parasetamol aman
dalam dosis standar, tetapi karena mudah didapati over dosis, obat baik sengaja
atau tidak sengaja sering terjadi. Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen,
parasetamol tak memiliki sifat anti radang. Jadi, parasetamol tidak tergolong
dalam obat jenis NSAID. Dalam dosis normal, parasetamol tidak menyakiti
permukaan dalam perut atau mengganggu penggumpalan darah, ginjal, atau duktus
arteriosus pada janin (Satria dkk., 2014).
Metanol
juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus, adalah senyawa
kimia dengan rumus kimia CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling
sederhana. Pada keadaan atmosfer ia berbentuk cairan yang ringan, mudah
menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau yang khas
(berbau lebih ringan daripada etanol). Secara umum, pelarut metanol merupakan
pelarut yang paling banyak digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan
alam karena dapat melarutkan golongan metabolit sekunder. Metanol merupakan
bahan dasar senyawa formaldehid (formalin), suatu senyawa yang digunakan untuk
mengawetkan spesimen dalam biologi. Metanol juga bahan baku untuk mensintesis
senyawa lain seperti metil butirat (ester pemberi aroma). Meskipun banyak
manfaatnya, tapi metanol ini bersifat toksik. Dalam jumlah yang sedikit
(sekitar 15 ml) metanol dapat menyebabkan kebutaan, dalam jumlah banyak metanol
dapat menyebabkan kematian (Sutresna, 2007).
Metanol merupakan cairan
polar yang dapat bercampur dengan air, alkohol – alkohol lain, ester, keton,
eter, dan sebagian besar pelarut organik. Metanol sedikit larut dalam lemak dan
minyak. Secara fisika metanol mempunyai afinitas khusus terhadap karbon
dioksida dan hidrogen sulfida. Titik didih metanol berada pada 64,7 oC
dengan panas pembentukan (cairan) –239,03 kJ/mol pada suhu 25 oC .
Metanol mempunyai panas fusi 103 J/g dan panas pembakaran pada 25 oC
sebesar 22,662 J/g. Tegangan permukaan metanol adalah 22,1 dyne/cm sedangkan
panas jenis uapnya pada 25 oC sebesar 1,370 J/(gK) dan panas jenis
cairannya pada suhu yang sama adalah 2,533 J/(gK) [4]. Sebagai alkohol alifatik
yang paling sederhana dengan rumus kimia CH3OH, reaktifitas metanol
ditentukan oleh group hidroksil fungsional. Metanol bereaksi melalui pemutusan
ikatan C-O atau O-H yang dikarakterisasi dengan penggantian group –H atau –OH. Struktur dari metanol adalah:
Metanol dapat
diproduksi dari dua macam metoda yaitu metoda alamiah dengan cara ekstraksi
atau fermentasi, dan metoda sintesis dengan cara sintesis gas hidrogen dan
karbon dioksida atau oksidasi hidrokarbon atau dengan cara elektro/radiasi
sintesis gas karbon dioksida. Metanol dapat diproduksi dari berbagai macam
bahan baku seperti: gas alam, dan batu bara. Dari hasil penelitian menunjukkan
bahwa metanol paling ekonomis diproduksi dari gas alam dibanding dari batu bara
(Husin dkk, 2007).
III.
METODE
A.
ALAT DAN BAHAN
Alat – alat yang
digunakan pada saat praktikum adalah HPLC, lumpang porselen, corong, kertas
saring, gelas beker, lau ukur, timbangan digital, pro pipet, pipet ukur,
miliphore membran, erlenmeyer, syiringe, tabung reaksi, rak tabung reaksi,
aluminium foil, kertas label, tisu. Bahan – bahan yang digunakan adalah
paracetamol dan metanol.B. CARA KERJA
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
HASIL
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengukuran Metode Regresi
Linier Luas Puncak
No.
|
Konsentrasi Standar (x)
|
Luas Puncak (y)
|
X2
|
x.y
|
1
|
50 ppm
|
47961
|
2500
|
2398050
|
2
|
100 ppm
|
67994
|
10000
|
6799400
|
3
|
150 ppm
|
119780
|
22500
|
17967000
|
4
|
200 ppm
|
249448
|
40000
|
49889600
|
Tabel 2.
Senyawa
|
Luas puncak
|
Waktu Retensi
|
Cuplikan
|
39698
|
6 menit
|
B.
PEMBAHASAN
HPLC
adalah singkatan dari High Performance Liquid Chromatography, yaitu alat yang
berfungsi mendorong analit melalui sebuah kolom dari fase diam (yaitu sebuah
tube dengan partikel bulat kecil dengan permukaan kimia tertentu) dengan
memompa cairan (fase bergerak) pada tekanan tinggi melalui kolom. HPLC secara
mendasar merupakan perkembangan tingkat tinggi dari kromatografi kolom. Selain
dari pelarut yang menetes melalui kolom dibawah gravitasi, didukung melalui
tekanan tinggi sampai dengan 400 atm (Khopkar, 2003).
Prinsip
kerja dari HPLC adalah dengan bantuan pompa fasa gerak cair dialirkan melalui
kolom ke detector. Kemudian cuplikan dimasukkan ke dalam aliran fasa gerak
dengan cara penyuntikan. Didalam kolom terjadi pemisahan komponen-komponen
campuran. Karena perbedaan kekuatan interaksi antara solute-solut terhadap fasa
diam. Solut-solut yang kurang kuat interaksinya dengan fasa diam akan keluar
dari kolom lebih dulu. Sebaliknya, solut-solut yang kuat berinteraksi dengan
fasa diam maka solute-solut tersebut akan keluar kolom dideteksi oleh detector
kemudian direkam dalam bentuk kromatogram kromatografi gas. Seperti pada
kromatografi gas, jumlah peak menyatakan konsentrasi komponen dalam campuran.
Komputer dapat digunakan untuk mengontrol kerja sistem HPLC dan mengumpulkan
serta mengolah data hasil pengukuran HPLC (Khopkar, 2003). Alat HPLC yang
digunakan pada saat praktikum:
Komponen-komponen yang terdapat
pada alat HPLC adalah:
1.
Pompa
1, menjaga kestabilan kecepatan aliran dari fase gerak ke fase diam yang
dilengkapi dengan tekanan. Pompa satu berisi aquades
2.
Pompa
2, menjaga kestabilan kecepatan aliran dari fase gerak ke fase diam. Pompa dua
berisi aquabides atau cairan infus.
3.
Kolom
injector, sebagai tempat untuk menginjeksikan sampel ke dalam kolom yang
terdapat pada HPLC
4.
Detector,
untuk menganalisis sampel yang berupa waktu retensi dan konsentrasi
5.
Monitor,
untuk mensetting tekanan dan sebagai input beberapa data lainnya
Menurut
Adnan (1997), komponen utama HPLC antara lain :
1. Reservoir
pelarut
Zat pelarut yang dipakai polaritasnya dapat bervariasi tergantung dari
senyawa yang dianalisis, yang perlu diperhatikan adalah bahwa tempat pelarut
tersebut harus memungkinkan untuk proses menghilangkan gas atau udara yang ada
dalam pelarut.
2.
Pompa
Pompa diperlukan untuk mengalirkan pelarut sebagai fase mobil dengan kecepatan
dan tekanan tetap. Gangguan pada pompa dapat disebabkan oleh perawatan yang
kurang teratur. Pompa terdiri dari
dua jenis. Yang pertama berisi aqudes dan pompa kedua berisi aquabides.
3.
Injektor
Pada sampel diinjeksikan dalam kolom, diharapkan agar pelarut tidak
mengganggu masuknya keseluruhan sampel ke dalam kolom. Injeksi dapat
menggunakan syringe.
4.
Kolom
Ukuran kolom yang umum dipakai adalah dengan panjang 10-25 cm
dan berdiameter 4,5-5,0 mm, yang diisi dengan fase stasioner berukuran
rata-rata 5-10 mikrometer dan dibuat dari logam stailessstccl.
5.
Detektor
Detektor digunakan untuk mendeteksi suatu zat atau sample. Sifat-sifat
detektor yang diperlukan adalah mempunyai spesifitas tinggi, bersifat linear
untuk jangka konsentrasi tertentu dan dapat mendetek dieluen tanpa mempengaruhi
resolusi kromatogram.
Pada praktikum ini yang pertama
kali dilakukan adalah tablet paracetamol digerus dan dibuat konsetrasi 1%.
Tablet digerus untuk memperbesar luar permukaan dan memperkecil ukuran tablet.
Setelah tablet digerus diambil 0,5 gram dimasukkan ke dalam gelas beker dan
ditambah metanol sebanyak 20 ml. Metanol berfungsi sebagai pelarut untuk
paracetamol. Kemudian larutan tadi diaduk agar paracetamol tercampur dengan
metanol dan dsaring menggunakan kertas saring. Disaring menggunakan kertas
saring berfungsi untuk memishkan partikel padat dari larutan atau pelarut.
Setelah disaring menggunakan kertas saring, disaring lagi menggunakan milipore
atau membran sartorius berukuran 2 Ξm untuk menyaring kembali larutan – larutan
mikro yang sehingga dapat tersaring. Larutan dimasukkan ke dalam labu ukur dan
ditambah metanol sampai tanda batas. Larutan diencerksn dengan dengan
konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm. Larutan diencerkan untuk
membuat larutan tadi menjadi larutan standar dan juga untuk membantu pada saat
membuat kurva standar. Setelah diencerkan, larutan diambil 1 ml dan dinjeksikan
ke HPLC. Sebelum larutan standar diinjeksi, larutan cuplikan diinjeksikan
terlebih dahulu. Larutan yang diinjeksikan ke dalam HPLC hanya sedikit saja,
jika banyak maka sebagian larutan akan dibuang. Kemudian kurva standar dibuat
dan konsentrasi cuplikan ditentukan.
Pada HPLC ada dua pompa yang berfungsi untuk mengalirkan
pelarut sebagai fase mobil
dengan kecepatan dan tekanan tetap. Terdapat 2
jenis pada pompa pada HPLC, yaitu pompa pertama yang berisi aquades dan pompa
kedua yang berisi aquabides. Aquabides merupakan air destilasi yang digunakan
untuk perendaman. Yang digunakan pada
praktikum adalah pompa kedua. Di dalam
pompa ada dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan menahan komponen
campuran. Senyawa – senyawa polar dalam
campuran yang melalui kolom akan melekat lebih lama pada silica (diatome) yang
polar dibanding degan senyawa-senyawa non polar. Oleh karena itu, senyawa yang
non polar kemudian akan lebih cepat melewati kolom (Khopkar, 2003).
Yang kedua merupakan fase gerak akan melarutkan zat komponen
campuran. Senyawa-senyawa non polar dalam
campuran akan cenderung membentuk atraksi dengan gugus hidrokarbon karena
adanya dispersi gaya van der Waals. Senyawa – senyawa ini juga akan kurang
larut dalam pelarut karena membutuhkan pemutusan ikatan hidrogen sebagaimana
halnya senyawa-senyawa tersebut berada dalam molekul-molekul air atau metanol
misalnya. Oleh karenanya, senyawa-senyawa ini akan menghabiskan waktu dalam
larutan dan akan bergerak lambat dalam kolom. Ini berarti bahwa molekul-molekul
polar akan bergerak lebih cepat melalui kolom (Clark, 2007).
Pada praktikum ini
sampel yang digunakan adalah paracetamol. Paracetamol 4-acetamidophenol dan merupakan
obat golongan farmakologi analgesik (penghilang nyeri) dan sekaligus
antipiretik (penurun panas) dengan bentuk asli serbuk berwarna putih dan kurang
larut dalam air. Paracetamol
dipilih karena senyawa tersebut tidak mudah menguap. Apabila menggunakan
senyawa yang mudah menguap maka senyawa tersebut tidak dapat terdeteksi secara
sempurna karena senyawa tersebut telah habis menguap
sebelum selesai dideteksi. Paracetamol yang berfungsi sebagai fase diam, sedangkan fase
diam adalah metanol yang sebagai pelarut paracetamol.
Berdasarkan hasil
percobaan, didapatkan luas puncak sebagai berikut: pada larutan standar 50 ppm,
luas puncak sebesar 47961; pada larutan standar 100 ppm, luas puncak sebesar
67994; pada larutan standar 150 ppm, luas puncak sebesar 119780; dan pada
larutan standar 200 ppm, luas puncak sebesar 248448. Dari hasil yang didapat
konsentrasi berpengaruh terhadap luas puncak. Semakin besar konsentrasi,
semakin besar luas puncak. Hasil yang
didapat menggunakan perhitungan didapatkan persamaan linier y = bx + a,
sehingga dicari konsentrasi larutan x. Luas puncak berdasarkan hasil
perhitungan adalah 40,24. Hasil berdasarkan grafik sama dengan perhitungan. Hal
ini menunjukan akurasi pada saa perhitungan.
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil percobaan yang dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1.
Prinsip kerja HPLC adalah fase
gerak akan membawa sampel ke fase diam di dalam kolom pemisah kemudian
dianalisis oleh detektor.
2.
Untuk metode regresi linier larutan standar 50 ppm,
luas puncak sebesar 47961; pada larutan standar 100 ppm, luas puncak sebesar
67994; pada larutan standar 150 ppm, luas puncak sebesar 119780; dan pada
larutan standar 200 ppm, luas puncak sebesar 248448.
DAFTAR PUSTAKA
Arindradita.
2011. High Performance Liquid Chromatography.
Clark,
J. 2007.Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC). http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi1/kromatografi_cair_kinerja_tinggi_hplc/.
1 November 2012.
DechaCare.
2012. Paracetamol. http://www.dechacare.com/Paracetamol-P58.html.
1 November 2012. http://tekimerzitez.wetpaint.com/page/HIGH+PERFORMANCE+LIQUID+CROMATOGRAPHY.
2 November 2012.
Husin, H., Mairiza, L., dan Zuhra. 2007. Oksidasi Parsial
Metana Menjadi Metanol dan Formaldehida Menggunakan Katalis CuMoO3/SiO2.
Jurnal Rekayasa Kimia dan Lingkungan, 6(1) : 21 – 27.
Johnson, R, A. 2002. APPLIED MULTIVARIATE STATISTICAL ANALYSIS.
Fifth Ed. PrenticeHall, Inc. New Jersey.
Khopkar, S.M., 2003, Konsep Dasar
Kimia Analitik. UI Press, Jakarta.
Prawira,
A. 2010. Dosis Paracetamol Bagi Anak.
http://blogs.unpad.ac.id.
13 November 2010.
Satria,
R. G., Sumiarto, B., dan Trisyono, A. 2014. Pengoptimalan Metode Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi dalam Analisis Senyawa Deltamethrin sebagai residu dalam
Produk Asal Hewan. Jurnal Kedokteran
Hewan, 8(1) 68 – 51.
Stevenson, R. dan R Johnson, L. E. 1991. Dasar Kromatografi Cair. ITB,
Bandung.
Sutresna, N. 200. Kimia. Grafindo Media Pratama, Jakarta.
Wiryawan,
A. 2011. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/praktikum-kromatografi/kromatografi-cair-kinerja-tinggi/.
29 Oktober 2015.
Soooo, that's it.. Semoga membantu ð
jgn lupa coment yaa ð
No comments:
Post a Comment