Hello, welcome back to my blog.. semoga postingan kali ini membantu ya 😊
B. Cara Kerja
/>
I.
PENDAHULUAN
A.
Judul
Autoklaf
B.
Tujuan
1. Mengetahui
prinsip kerja autoklaf
2. Memahami
cara penggunaan autoklaf
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Menurut Monrow (2011), sterilisasi
adalah segala proses dimana suatu objek, material, atau lingkungan dijadikan
steril. Sterilisasi merupakan suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk
membebaskan alat ataupun bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahan
bisa dikatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen
maupun tidak baik dalam bentuk vegetatif walaupun bentuk nonvegetatif (spora)
(Prayitno, 2010).
Sterilisasi adalah istilah mutlak yang
artinya mematikan semua bentuk kehidupan pada suatu daerah. Namun, tidak ada
benda yang hampir steril. Proses sterilisasi cukup beranekaragam tergantung
pada faktor seperti macam bahan yang dibuat dan suasana peristiwa pemakaiannya.
Bagi banyak barang ada berbagai prosedur yang mana sterilisasi mungkin
berhasil, sedangkan untuk benda lain mungkin pilihannya sangat terbatas (Volk
dan Wheeler, 1984).
Menurut Dwidjoseputro (1994), sterilisasi
adalah suatu usaha untuk membebaskan alat – alat atau bahan dari segala bentuk
kontaminasi dari mikroba. Proses sterilisasi alat dan medium kegiatan praktikum
atau penanganan sampel mikroba sangat
dibutuhkan sterilisasi. Apabila teknik sterilisasi tdk diterapkan maka hasil
yang dicapai tidak mksimal dan menimbulkan berbagai kontaminasi baik dari alat
maupun media tumbuh mikroba (Dwidjoseputro, 1994).
Menurut
Aulanni’am, (2012) sterilisasi ini merupakan cara yang paling aman dan yang
paling efektif untuk pengelolaan alat kesehatan yang berhubungan langsung
dengan darah atau jaringan dibawah kulit yang secara normal bersifat steril. Sterilisasi
dapat dilakukan dengan dua cara yakni :
1.
Secara fisik :
a. Pemanasan
Pada pemanasan dengan oven dibutuhkan panas setinggi 150-170 C dengan waktu yang lebih lama dari autoklaf. Sebagai gambaran untuk mematikan spora dibutuhkan waktu dua jam dengan suhu 180 C. Selain itu, beberapa proses sterilisasi lainnya menggunakan pemanasan adalah :
Pada pemanasan dengan oven dibutuhkan panas setinggi 150-170 C dengan waktu yang lebih lama dari autoklaf. Sebagai gambaran untuk mematikan spora dibutuhkan waktu dua jam dengan suhu 180 C. Selain itu, beberapa proses sterilisasi lainnya menggunakan pemanasan adalah :
a.
Sterilisasi
dengan pemijaran (pembakaran alat-alat di atas lampu spiritus sampai pijar).
b.
Sterilisasi
dengan udara panas (kering). Temperatur yang digunakan 170°C-180°C selama 2
jam.
c.
Sterilisasi
dengan uap air panas. Digunakan untuk cairan dengan suhu 100°C.
d.
Sterilisasi
dengan uap panas bertekanan, menggunakan autoklaf dengan suhu 121°C selama 12 –
30 menit.
b. Radiasi
Dengan menggunakan sinar gamma, namun cara ini tidak sesuai untuk sterilisasi skala kecil seperti rumah sakit maupun puskesmas karena sangat mahal. Cara ini hanya digunakan untuk industri besar dalam jumlah besar, seperti jarum suntik dan semprit sekali pakai, alat infus.
Dengan menggunakan sinar gamma, namun cara ini tidak sesuai untuk sterilisasi skala kecil seperti rumah sakit maupun puskesmas karena sangat mahal. Cara ini hanya digunakan untuk industri besar dalam jumlah besar, seperti jarum suntik dan semprit sekali pakai, alat infus.
c. Penyaringan
Merupakan cara yang dipakai untuk larutan yang tidak tahan panas seperti serum, plasma atau vaksin. Sterilisasi ini menggunakan saringan atau filter yang terbuat dari selulosa berpori. Ukuran penyaring untuk sterilisasi adalah 0,22 nm, yang berarti lebih kecil dari bakteri.
Merupakan cara yang dipakai untuk larutan yang tidak tahan panas seperti serum, plasma atau vaksin. Sterilisasi ini menggunakan saringan atau filter yang terbuat dari selulosa berpori. Ukuran penyaring untuk sterilisasi adalah 0,22 nm, yang berarti lebih kecil dari bakteri.
2. Secara kimia :
a.Gluteraldehid
b. Gas etilin oksida
Autoklaf adalah instrumen yang menggunakan
uap di bawah tekanan untuk mensterilkan barang seperti kain kasa, instrumen
gigi dan bedah, solusi steril, dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi.
Kondisi autoklaf yang khas adalah 121oC untuk 15-20 menit pada lima
belas pound per inchi (psi). Uap diterima masuk kedalam ruang. Siklus waktu
dimulai ketika temperatur dan tekanan telah mencapai level yang di set.
Autoklaf memiliki alat pengukur waktu dan tekanan, dan kebanyakan memiliki
diagram atau perekam digital yang merekam temperatur dari setiap siklus autoklaf.
Pada akhir dari siklus, tekanan dan temperatur akan turun; autoklaf dapat
dibuka ketika alat pengukur tekanan menunjuk 0 psi (Estridge et al, 2000).
Autoklaf ini diciptakan untuk memberikan kemungkinan dapat
mengembangkan pembuluh tekanan yang dapat digunakan untuk memanaskan makanan
kaleng pada temperatur yang jauh lebih tinggi untuk jangka waktu yang relatif
lebih pendek dari waktu untuk mempertahankan kualitas makanan (Bhunia dan Ray, 2008).
Autoklaf yang dapat digunakan
untuk sterilisasi ada bermacam-macam, mulai dari yang sederhana sampai digital
(terprogram). Autoklaf yang sederhana menggunakan sumber uap dari pemanasan air
yang ditambahkan ke dalam autoklaf. Pemanasan air dapat menggunakan kompor atau
api Bunsen. Pada autoklaf sederhana ini, tekanan dan temperatur diatur dengan
jumlah panas dari api. Kelemahan autoklaf ini adalah bahwa perlu penjagaan dan
pengaturan panas secara manual, selama masa sterilisasi dilakukan. Keuntungan
autoklaf ini adalah sederhana, harga relatif murah, tidak tergantung dari
aliran listrik yang sering merupakan problema pada negara-negara yang sedang
berkembang, serta lebih cepat dari autoklaf listrik yang seukuran dan setaraf (Estridge,
dkk, 2000).
Autoklaf
yang bertipe yang lebih canggih menggunakan sumber energi dari listrik. Alatnya
dilengkapi dengan pengatur suhu dan waktu. Bila pengatur automatis ini berjalan
dengan baik, maka autoklaf dapat dijalankan sambil mengerjakan pekerjaan lain. Sterilisasi dengan
menggunakan uap panas atau autoklaf mempunyai
beberapa keuntungan dan kekurangan. Keuntungan
penggunaan autoklaf adalah
waktu putaran yang singkat, penetrasi yang baik dan kisaran lingkup bahan yang
luas yang dapat diproses tanpa terjadi kerusakan. Adapun kekurangannya adalah
korosi dari instrumen baja karbon yang tidak terlindungi, tumpulnya ujung
potong yang tidak terlindungi, kemasan tetap basah pada akhir putaran serta
dapat merusak bahan yang peka terhadap panas (Prasko, 2012).
Prinsip kerja autoklaf adalah pengunaan
uap air jenuh pada tekanan di atas atmosfer dan digunakan untuk memanaskan isi
autoklaf. Pada awalnya muatan atau isi autoklaf tersebut dalam keadaan dingin,
kemudian uap air memenuhi ruang dalam autoklaf sehingga tekanannya menghasilkan
suhu tinggi. Agar autoklaf bekerja dengan tepat, perlu dipastikan bahwa uap air
benar – benar jenuh (udara dalam autoklaf harus dikeluarkan). Autoklaf telah
dirancang bekerja untuk sterilisasi pada temperatur 121 oC dengan
tekanan 103,4 kPa (15 lbf in-2) atau pada temperatur 115 oC dengan tekanan 69 kPa (10 lbf in-2)
(Prasko, 2012).
Autoklaf mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan autoklaf adalah
waktu yang dibutuhkan untuk proses sterilisasi lebih cepat dan dapat membunuh
jasad mikroorganisme terutama karena panas basah dapat menyebabkan denaturasi
protein, termasuk enzim – enzim di dalam sel dari mikroorganisme. Kekurangan
autoklaf adalah terdapat tetesan uap air yang mengenai alat dan bahan yang
disterilisasi dan pada saat memakai autoklaf, autoklaf tidak dapat ditinggalkan
untuk mengerjakan hal lain (Permatasari dkk, 2013).
III.
METODE
A.
Alat
dan Bahan
Alat – alat yang
digunakan pada saat praktikum adalah autoklaf, cawan petridis, tabung reaksi,
erlenmeyer, kapas, kertas payung, karet gelang. Bahan – bahan yang digunakan
adalah aquades
Air
dalam autoflaf dicek
Alat
dan bahan dibungkus dengan kertas payung dan dimasukkan kedalam autoklaf
Autoklaf
dihidupkan dengan menekan tombol ON
Lid
pada autoklaf ditutup dan dikunci
Pada
display tombol, tombol mode ditekan.
Dipilih mode 3 untuk alat dan bahan
Proses
sterilisasi dijalankan dengan menekan tombol start.
Lid
dibuka saat alarm berbunyi
alat
dan bahan dikeluarkan. Autoklaf dimatikan
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Autoklaf adalah instrumen yang menggunakan
uap di bawah tekanan untuk mensterilkan barang seperti kain kasa, instrumen
gigi dan bedah, solusi steril, dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi.
Kondisi autoklaf yang khas adalah 121oC untuk 15-20 menit pada lima
belas pound per inchi (psi). Uap diterima masuk kedalam ruang. Siklus waktu
dimulai ketika temperatur dan tekanan telah mencapai level yang di set.
Autoklaf memiliki alat pengukur waktu dan tekanan, dan kebanyakan memiliki
diagram atau perekam digital yang merekam temperatur dari setiap siklus
autoklaf. Pada akhir dari siklus, tekanan dan temperatur akan turun; autoklaf
dapat dibuka ketika alat pengukur tekanan menunjuk 0 psi (Estridge et al,
2000).
Autoklaf ini diciptakan
untuk memberikan kemungkinan dapat mengembangkan pembuluh tekanan yang dapat
digunakan untuk memanaskan makanan kaleng pada temperatur yang jauh lebih
tinggi untuk jangka waktu yang relatif lebih pendek dari waktu untuk
mempertahankan kualitas makanan serta meningkatkan kehidupan rak (Bhunia dan
Ray, 2008).
Mekanisme dari autoklaf adalah pemaparan uap jenuh pada suhu, waktu, dan
tekanan tertentu dengan pelepasan energi laten uap untuk membunuh organisme
secara irreversibel melalui proses denaturasi atau koagulasi protein sel (Lukas, 2006). Siklus sterilisasi
uap meliputi pemanasan (conditioning)
-pemaparan uap (exposure) – pembuangan (exhausting)- pengeringan (drying).
Autoklaf biasa digunakan
untuk sterilisasi media uji mikrobiologi dan untuk dekontaminasi limbah
laboratorium (Bell, dkk, 2005). Pada percobaan ini, jenis autoklaf yang digunakan adalah autoklaf
modern yang menggunakan sumber listrik dan autoklaf yang digunakan mempunyai
merk Hirayama HVE-50.
Autoklaf
terdiri dari beberapa komponen, di antaranya :
1. Saklar ON/OFF : saklar yang berfungsi untuk
menghidupkan autoklaf setelah disambungkan ke sumber listrik dan menonaktifkan
autoklaf setelah selesai dipakai dan setelah kabel sambungan sumber listrik
dicabut.
2. LID cover : berbentuk persegi berfungsi sebagai
penutup untuk menutup bagian dalam autoclaf, selain itu berfungsi sebagai
tempat menempelnya display, tombol pengoperasi, dan LID handle.
3. LID handle : berbentuk seperti pegangan pada
pintu, di mana fungsinya adalah sebagai pegangan ketika akan menutup atau
membuka autoklaf.
4. Magnet pengunci : berfungsi sebagai “klep” atau
bagian yang menyambungkan antara bagian dalam autoklaf dan LID cover sehingga
apabil sudah saling menempel, autoklaf sudah tertutup dengan baik.
5. Chamber : berbentuk seperti bejana, merupakan
bagian dalam dari autoklaf yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat dan
bahan selama proses sterilisasi berlangsung dan memberi batas untuk ruang
penyimpanan air dan ruang untuk menyimpan alat dan bahan yang akan
disterilisasi.
6. Tuas pengunci : tuas yang berfungsi untuk
mengunci autoklaf sehingga tertutup dengan benar dan hanya bisa dikunci saat
akan memulai proses sterilisasi, pada saat proses sterilisasi LID cover tidak
dapat dibuka karena terkunci oleh tuas ini dan dapat dibuka lagi ketika proses
sterilisasi selesai.
7. Tuas pengatur suhu : berfungsi untuk mengatur
suhu yang akan digunakan ketika akan melakukan sterilisasi. Tuas ini biasanya
digunakan apabila autoklaf dalam keadaan error sehingga suhunya harus diatur
secara manual.
8. Indikator tekanan : berfungsi sebagai
indikator/penunjuk tekanan yang digunakan selama proses sterilisasi.
9. Botol Exhaust : berfungsi sebagai wadah untuk
menampung air yang digunakan untuk proses sterilisasi menggunakan uap air dan
jumlah air di dalamnya selalu stabil.
10. Ventilasi : sebagai lubang untuk masuknya
udara.
11. Handle : berfungsi sebagai pegangan untuk
mengangkat/memindahkan autoklaf.
12. Display : berfungsi sebagai indikator autoklaf
untuk melihat berapa suhu dan waktu yang digunakan untuk sterilisasi dan untuk
melihat sudah sampai mana proses sterilisasi pada autoklaf.
13. Tombol pengoperasi : berisi tombol-tombol yang
berfungsi untuk membantu pengaturan dan pengoperasian proses sterilisasi.
Terdiri dari beberapa tombol, di antaranya :
a. Tombol mode : berfungsi untuk menentukan apa
yang akan disterilisasi, apakah alat saja, bahan saja, atau alat dan bahan.
b. Tombol power ON/OFF : untuk mengatur autoklaf
saat akan dinyalakan atau dimatikan/sudah selesai digunakan.
c. Tombol Start/Stop : untuk memulai dan
menghentikan proses sterilisasi.
d. Tombol panah naik turun : untuk mengatur suhu
yang akan digunakan.
e. Tombol set/enter : tombol yang digunakan untuk
mengatur suhu yang akan digunakan. Setelah menekan tombol panah naik turun lalu
tekan tombol set/enter jika suhu telah selesai diatur.
f. Tombol next : tombol untuk berpindah menjadi
mengatur waktu yang akan digunakan (mengatur waktu yang digunakan).
14. Besi penunjuk : sebagai indikator penunjuk air
yang digunakan sudah cukup atau belum, air yang digunakan harus terlihat
sesuai/pas pada besi penunjuk pada autoklaf.
15. Keranjang : berfungsi sebagai alas/wadah untuk
meletakkan alat dan bahan yang akan disterilisasi, yang kemudian akan disimpan
di dalam chamber, selanjutnya akan disterilisasi.
16. Erlenmeyer : sebagai alat yang akan
disterilisasi dan di dalamnya ada aquades sebagai bahan yang akan
disterilisasi.
17. Cawan petri : juga sebagai alat yang akan
disterilisasi.
18. Tabung reaksi : sama halnya dengan erlenmeyer
dan cawan petri, berfungsi sebagai alat yang akan disterilisasi.
Cara mengoperasikan autoklaf Hirayama HVE-50
ini adalah kabel dari autoklaf disambungkan ke sumber listrik, kemudian tekan
saklar ON. Autoklaf dinyalakan dengan menekan tombol ON/OFF. Air di dalam
autoklaf dicek apakah sudah sesuai/pas pada garis besi nunjuk. Apabila air yang
akan digunakan sudah cukup, alat dan bahan yang akan disterilisasi dimasukkan
ke dalam chamber (bagian dalam autoklaf). LID
cover ditutup dan tuas pengunci digeser ke
arah Lock sampai autoklaf terkunci. Tombol mode ditekan untuk mengatur apa yang
akan disterilisasi (alat/bahan atau kedua-duanya). Setelah itu, tombol start
ditekan untuk memulai proses sterilisasi. Tunggu sampai proses sterilisasi
selesai, jika sudah selesai alarm autoklaf akan berbunyi. Setelah alarm
berbunyi, LID cover dibuka, tuas pengunci digeser ke arah Unlock, kemudian
ditunggu beberapa saat hingga keranjang berisi alat dan bahan tidak terlalu
panas. Keranjang berisi alat dan bahan diangkat dan dikeluarkan. Tombol OFF
ditekan, saklar OFF ditekan, lalu kabel dicabut.
Penggunaan autoklaf yang benar adalah salah satu cara
yang meyakinkan, pengoprasian yang salah dapat menimbulkan kepercayaan yang
meleset dalam sterilisasi peralatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
mengoperasikan autoklaf antara lain adalah:
1.
Jangan
lupa untuk mengeluarkan semua udara sebelum menutup katup buangan.
Semua udara harus
didesak keluar autoklaf apabila menginginkan suhu yang tepat untuk dicapai.
2.
Jangan
membebani autoklaf secara berlebihan
3.
Pembungkus
alat atau bahan harus benar-benar rapat.
Aquades digunakan
sebagai larutan untuk proses sterilisasi panas basah karena aquades memiliki
kandungan mineral yang lebih sedikit daripada air ledeng sehingga apabila
menggunakan aquades, bagian dalam autoklaf tidak cepat berkarat/mengalami
korosi.
Prinsip
kerja dari autoklaf ini adalah sterilisasi menggunakan uap air bertekanan
sehingga melalui proses pemanasan pada suhu tingggi ini, mikrobia pada alat dan
bahan, proteinnya terdenaturasi. Maka dari itu, autoclave merupakan sterilisasi
secara fisik. Waktu yang digunakan untuk melakukan sterilisasi pada percobaan
ini adalah 20 menit karena waktu yang optimum untuk membunuh mikrobia pada alat
dan bahan adalah 20 menit, diambil dari suhu maksimal untuk melakukan
sterilisasi pada alat. Selain itu, agar bahan yang disterilisasi tidak rusak
karena dipanaskan terlalu lama pada suhu tinggi. Apabila yang disterilisasi
hanya alat, waktu yang dibutuhkan sekitar 15-20 menit, sedangkan apabila hanya
bahan, waktu yang dibutuhkan sekitar 10-15 menit. Jadi, jika yang disterilisasi
adalah alat dan bahan, waktu optimum yang dibutuhkan adalah 20 menit.
Alat dan bahan yang
digunakan dalam percobaan ini secara berturut-turut adalah autoklaf Hirayama
HVE-50, keranjang, erlenmeyer, tabung reaksi, cawan petri, karet gelang, kapas,
kertas payung, dan aquades. Erlenmeyer,
tabung reaksi, dan cawan petri sebagai alat karena berfungsi sebagai alat yang
akan disterilisasi dan aquades digunakan sebagai bahan yang akan disterilisasi.
Sebelum disterilisasi, tabung reaksi dan erlenmeyer ditutup dengan kapas yang
berfungsi agar uap air tidak masuk ke dalam alat, kemudian ditutup lagi dengan
kertas payung, lalu diikat menggunakan karet gelang, sedangkan cawan petri
langsung dibungkus oleh kertas payung, lalu diikat dengan karet gelang.
Kertas payung digunakan
untuk membungkus erlenmeyer, tabung reaksi, dan cawan petri. Fungsi penggunaan
kertas payung dalam membungkus alat yang akan disterilisasi adalah agar uap
air/air tidak menembus dan masuk ke dalam alat. Selain itu, cara membungkus
yang baik itu menggunakan kertas payung pada bagian kertas yang terasa halus
dilipat/dibungkus ke arah atas/luar, karena bagian kertas yang halus ini tidak
mudah ditembusi oleh uap air. Pada saat membungkus cawan petri menggunakan
kertas payung sebaiknya posisi cawan petri dibalik di mana tutup cawan petri
diletakkan di bagian bawah ini berfungsi agar uap air dari dalam autoklaf tidak
masuk ke dalam cawan petri.
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan yang dilakuka pada praktikum ini, didapatkan kesimpulan sebagai
berikut:
1. Prinsip
kerja autoklaf adalah sterilisasi panas basah bertekanan dengan suhu 121°
C dan tekanan 1 atm.
2. Cara
penggunaan autoklaf yaitu mengecek air kemudian alat dan bahan dimasukkan ke
dalam autoklaf, autoklaf dihidupkan suhu
dan waktu diatur. Setelah selesai digunakan autoklaf dimatikan, dan lid
autoklaf dibuka, alat dan bahan dibiarkan dingin alat dan bahan diangkat.
DAFTAR
PUSTAKA
Bhunia,
A. dan Ray, B. 2008. Fundamental Food
Microbiology Fourth Edition. CRC Press. New York
Dwidjoseputro,
S. 1994. Sterilisasi. PT Gramedia,
Jakarta.
Estridge, B. H., Reynolds, A. P., dan Walters, N. J.
2000. Basic Medical Laboratory Techniques
Fourth Edition. Delmar. New York.
Permatasari, T. D. A, Sumarlan, S. H., dan Susilo, B.
2013. Uji Pembuatan Marning Jagung dengan Menggunakan Autoklaf. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem, 1(1): 69 – 75.
Prasko.
2012. Sterilisasi Uap Panas Tekanan Tinggi
(Autoklaf) Alat Kedokteran Tinggi. http://www.prasko.com/2012/03/sterilisasi-uap-panas-tekanan-tinggi.html.
18 September 2012.
Prayitno.
2010. Sterilisasi. Pustaka
Tarbiatuna, Jakarta.
Volk, W. A. dan Wheeler, M. F. 1984. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Erlangga,
Jakarta.
So, that's it.. semoga membantu 😘
Jangan lupa komentar yaa..
Makasih kak, sangat membantu
ReplyDelete