Thursday, October 25, 2018

Laporan Praktikum Autoklaf

Hello, welcome back to my blog.. semoga postingan kali ini membantu ya 😊

I.     PENDAHULUAN

A.  Judul
Autoklaf
B.   Tujuan
1.    Mengetahui prinsip kerja autoklaf
2.    Memahami cara penggunaan autoklaf


II.  TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Monrow (2011), sterilisasi adalah segala proses dimana suatu objek, material, atau lingkungan dijadikan steril. Sterilisasi merupakan suatu proses dimana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan alat ataupun bahan dari berbagai macam mikroorganisme. Suatu bahan bisa dikatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak baik dalam bentuk vegetatif walaupun bentuk nonvegetatif (spora) (Prayitno, 2010).
Sterilisasi adalah istilah mutlak yang artinya mematikan semua bentuk kehidupan pada suatu daerah. Namun, tidak ada benda yang hampir steril. Proses sterilisasi cukup beranekaragam tergantung pada faktor seperti macam bahan yang dibuat dan suasana peristiwa pemakaiannya. Bagi banyak barang ada berbagai prosedur yang mana sterilisasi mungkin berhasil, sedangkan untuk benda lain mungkin pilihannya sangat terbatas (Volk dan Wheeler, 1984).
Menurut Dwidjoseputro (1994), sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat – alat atau bahan dari segala bentuk kontaminasi dari mikroba. Proses sterilisasi alat dan medium kegiatan praktikum atau  penanganan sampel mikroba sangat dibutuhkan sterilisasi. Apabila teknik sterilisasi tdk diterapkan maka hasil yang dicapai tidak mksimal dan menimbulkan berbagai kontaminasi baik dari alat maupun media tumbuh mikroba (Dwidjoseputro, 1994).
Menurut Aulanni’am, (2012) sterilisasi ini merupakan cara yang paling aman dan yang paling efektif untuk pengelolaan alat kesehatan yang berhubungan langsung dengan darah atau jaringan dibawah kulit yang secara normal bersifat steril. Sterilisasi dapat dilakukan dengan dua cara yakni :
1. Secara fisik :
a.  Pemanasan
Pada pemanasan dengan oven dibutuhkan panas setinggi 150-170 C dengan waktu yang lebih lama dari autoklaf. Sebagai gambaran untuk mematikan spora dibutuhkan waktu dua jam dengan suhu 180 C. Selain itu, beberapa proses sterilisasi lainnya menggunakan pemanasan adalah :
a.       Sterilisasi dengan pemijaran (pembakaran alat-alat di atas lampu spiritus sampai pijar).
b.      Sterilisasi dengan udara panas (kering). Temperatur yang digunakan 170°C-180°C selama 2 jam.
c.       Sterilisasi dengan uap air panas. Digunakan untuk cairan dengan suhu 100°C.
d.      Sterilisasi dengan uap panas bertekanan, menggunakan autoklaf dengan suhu 121°C selama 12 – 30 menit.
b.  Radiasi
Dengan menggunakan sinar gamma, namun cara ini tidak sesuai untuk sterilisasi skala kecil seperti rumah sakit maupun puskesmas karena sangat mahal. Cara ini hanya digunakan untuk industri besar dalam jumlah besar, seperti jarum suntik dan semprit sekali pakai, alat infus.
c.  Penyaringan
Merupakan cara yang dipakai untuk larutan yang tidak tahan panas seperti serum, plasma atau vaksin. Sterilisasi ini menggunakan saringan atau filter yang terbuat dari selulosa berpori. Ukuran penyaring untuk sterilisasi adalah 0,22 nm, yang berarti lebih kecil dari bakteri.
2. Secara kimia :
a.Gluteraldehid
b. Gas etilin oksida
Autoklaf adalah instrumen yang menggunakan uap di bawah tekanan untuk mensterilkan barang seperti kain kasa, instrumen gigi dan bedah, solusi steril, dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi. Kondisi autoklaf yang khas adalah 121oC untuk 15-20 menit pada lima belas pound per inchi (psi). Uap diterima masuk kedalam ruang. Siklus waktu dimulai ketika temperatur dan tekanan telah mencapai level yang di set. Autoklaf memiliki alat pengukur waktu dan tekanan, dan kebanyakan memiliki diagram atau perekam digital yang merekam temperatur dari setiap siklus autoklaf. Pada akhir dari siklus, tekanan dan temperatur akan turun; autoklaf dapat dibuka ketika alat pengukur tekanan menunjuk 0 psi (Estridge et al, 2000).
Autoklaf ini diciptakan untuk memberikan kemungkinan dapat mengembangkan pembuluh tekanan yang dapat digunakan untuk memanaskan makanan kaleng pada temperatur yang jauh lebih tinggi untuk jangka waktu yang relatif lebih pendek dari waktu untuk mempertahankan kualitas makanan (Bhunia dan Ray, 2008).
Autoklaf yang dapat digunakan untuk sterilisasi ada bermacam-macam, mulai dari yang sederhana sampai digital (terprogram). Autoklaf yang sederhana menggunakan sumber uap dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam autoklaf. Pemanasan air dapat menggunakan kompor atau api Bunsen. Pada autoklaf sederhana ini, tekanan dan temperatur diatur dengan jumlah panas dari api. Kelemahan autoklaf ini adalah bahwa perlu penjagaan dan pengaturan panas secara manual, selama masa sterilisasi dilakukan. Keuntungan autoklaf ini adalah sederhana, harga relatif murah, tidak tergantung dari aliran listrik yang sering merupakan problema pada negara-negara yang sedang berkembang, serta lebih cepat dari autoklaf listrik yang seukuran dan setaraf (Estridge, dkk, 2000).
Autoklaf yang bertipe yang lebih canggih menggunakan sumber energi dari listrik. Alatnya dilengkapi dengan pengatur suhu dan waktu. Bila pengatur automatis ini berjalan dengan baik, maka autoklaf dapat dijalankan sambil mengerjakan pekerjaan lain. Sterilisasi dengan menggunakan uap panas atau autoklaf mempunyai beberapa keuntungan dan kekurangan. Keuntungan penggunaan autoklaf adalah waktu putaran yang singkat, penetrasi yang baik dan kisaran lingkup bahan yang luas yang dapat diproses tanpa terjadi kerusakan. Adapun kekurangannya adalah korosi dari instrumen baja karbon yang tidak terlindungi, tumpulnya ujung potong yang tidak terlindungi, kemasan tetap basah pada akhir putaran serta dapat merusak bahan yang peka terhadap panas (Prasko, 2012).
Prinsip kerja autoklaf adalah pengunaan uap air jenuh pada tekanan di atas atmosfer dan digunakan untuk memanaskan isi autoklaf. Pada awalnya muatan atau isi autoklaf tersebut dalam keadaan dingin, kemudian uap air memenuhi ruang dalam autoklaf sehingga tekanannya menghasilkan suhu tinggi. Agar autoklaf bekerja dengan tepat, perlu dipastikan bahwa uap air benar – benar jenuh (udara dalam autoklaf harus dikeluarkan). Autoklaf telah dirancang bekerja untuk sterilisasi pada temperatur 121 oC dengan tekanan 103,4 kPa (15 lbf in-2) atau pada temperatur 115 oC  dengan tekanan 69 kPa (10 lbf in-2) (Prasko, 2012).
Autoklaf mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan autoklaf  adalah waktu yang dibutuhkan untuk proses sterilisasi lebih cepat dan dapat membunuh jasad mikroorganisme terutama karena panas basah dapat menyebabkan denaturasi protein, termasuk enzim – enzim di dalam sel dari mikroorganisme. Kekurangan autoklaf adalah terdapat tetesan uap air yang mengenai alat dan bahan yang disterilisasi dan pada saat memakai autoklaf, autoklaf tidak dapat ditinggalkan untuk mengerjakan hal lain (Permatasari dkk, 2013).

III.             METODE

A.  Alat dan Bahan
Alat – alat yang digunakan pada saat praktikum adalah autoklaf, cawan petridis, tabung reaksi, erlenmeyer, kapas, kertas payung, karet gelang. Bahan – bahan yang digunakan adalah aquades

B. Cara Kerja 
Air dalam autoflaf dicek
Alat dan bahan dibungkus dengan kertas payung dan dimasukkan kedalam autoklaf
Autoklaf dihidupkan dengan menekan tombol ON
Lid pada autoklaf ditutup dan dikunci
Pada display tombol, tombol mode ditekan.  Dipilih mode 3 untuk alat dan bahan
Proses sterilisasi dijalankan dengan menekan tombol start.
Lid dibuka saat alarm berbunyi 
alat dan bahan dikeluarkan. Autoklaf dimatikan


IV.          HASIL DAN PEMBAHASAN

Autoklaf adalah instrumen yang menggunakan uap di bawah tekanan untuk mensterilkan barang seperti kain kasa, instrumen gigi dan bedah, solusi steril, dan bahan yang digunakan dalam mikrobiologi. Kondisi autoklaf yang khas adalah 121oC untuk 15-20 menit pada lima belas pound per inchi (psi). Uap diterima masuk kedalam ruang. Siklus waktu dimulai ketika temperatur dan tekanan telah mencapai level yang di set. Autoklaf memiliki alat pengukur waktu dan tekanan, dan kebanyakan memiliki diagram atau perekam digital yang merekam temperatur dari setiap siklus autoklaf. Pada akhir dari siklus, tekanan dan temperatur akan turun; autoklaf dapat dibuka ketika alat pengukur tekanan menunjuk 0 psi (Estridge et al, 2000).
Autoklaf ini diciptakan untuk memberikan kemungkinan dapat mengembangkan pembuluh tekanan yang dapat digunakan untuk memanaskan makanan kaleng pada temperatur yang jauh lebih tinggi untuk jangka waktu yang relatif lebih pendek dari waktu untuk mempertahankan kualitas makanan serta meningkatkan kehidupan rak (Bhunia dan Ray, 2008).
Mekanisme dari autoklaf adalah pemaparan uap jenuh pada suhu, waktu, dan tekanan tertentu dengan pelepasan energi laten uap untuk membunuh organisme secara irreversibel melalui proses denaturasi atau koagulasi protein sel (Lukas, 2006). Siklus sterilisasi uap meliputi pemanasan (conditioning) -pemaparan uap (exposure) – pembuangan (exhausting)- pengeringan (drying).
Autoklaf biasa digunakan untuk sterilisasi media uji mikrobiologi dan untuk dekontaminasi limbah laboratorium (Bell, dkk, 2005). Pada percobaan ini,  jenis autoklaf yang digunakan adalah autoklaf modern yang menggunakan sumber listrik dan autoklaf yang digunakan mempunyai merk Hirayama HVE-50. 

bagian-bagian autoklaf

bagian-bagian autoklafbagian bagian autoklaf
Autoklaf terdiri dari beberapa komponen, di antaranya :
1.    Saklar ON/OFF : saklar yang berfungsi untuk menghidupkan autoklaf setelah disambungkan ke sumber listrik dan menonaktifkan autoklaf setelah selesai dipakai dan setelah kabel sambungan sumber listrik dicabut.
2.    LID cover : berbentuk persegi berfungsi sebagai penutup untuk menutup bagian dalam autoclaf, selain itu berfungsi sebagai tempat menempelnya display, tombol pengoperasi, dan LID handle.
3.    LID handle : berbentuk seperti pegangan pada pintu, di mana fungsinya adalah sebagai pegangan ketika akan menutup atau membuka autoklaf.
4.    Magnet pengunci : berfungsi sebagai “klep” atau bagian yang menyambungkan antara bagian dalam autoklaf dan LID cover sehingga apabil sudah saling menempel, autoklaf sudah tertutup dengan baik.
5.    Chamber : berbentuk seperti bejana, merupakan bagian dalam dari autoklaf yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan alat dan bahan selama proses sterilisasi berlangsung dan memberi batas untuk ruang penyimpanan air dan ruang untuk menyimpan alat dan bahan yang akan disterilisasi.
6.    Tuas pengunci : tuas yang berfungsi untuk mengunci autoklaf sehingga tertutup dengan benar dan hanya bisa dikunci saat akan memulai proses sterilisasi, pada saat proses sterilisasi LID cover tidak dapat dibuka karena terkunci oleh tuas ini dan dapat dibuka lagi ketika proses sterilisasi selesai.
7.    Tuas pengatur suhu : berfungsi untuk mengatur suhu yang akan digunakan ketika akan melakukan sterilisasi. Tuas ini biasanya digunakan apabila autoklaf dalam keadaan error sehingga suhunya harus diatur secara manual.
8.    Indikator tekanan : berfungsi sebagai indikator/penunjuk tekanan yang digunakan selama proses sterilisasi.
9.    Botol Exhaust : berfungsi sebagai wadah untuk menampung air yang digunakan untuk proses sterilisasi menggunakan uap air dan jumlah air di dalamnya selalu stabil.
10.     Ventilasi : sebagai lubang untuk masuknya udara.
11.     Handle : berfungsi sebagai pegangan untuk mengangkat/memindahkan autoklaf.
12.     Display : berfungsi sebagai indikator autoklaf untuk melihat berapa suhu dan waktu yang digunakan untuk sterilisasi dan untuk melihat sudah sampai mana proses sterilisasi pada autoklaf.
13.     Tombol pengoperasi : berisi tombol-tombol yang berfungsi untuk membantu pengaturan dan pengoperasian proses sterilisasi. Terdiri dari beberapa tombol, di antaranya :
a.    Tombol mode : berfungsi untuk menentukan apa yang akan disterilisasi, apakah alat saja, bahan saja, atau alat dan bahan.
b.    Tombol power ON/OFF : untuk mengatur autoklaf saat akan dinyalakan atau dimatikan/sudah selesai digunakan.
c.    Tombol Start/Stop : untuk memulai dan menghentikan proses sterilisasi.
d.    Tombol panah naik turun : untuk mengatur suhu yang akan digunakan.
e.    Tombol set/enter : tombol yang digunakan untuk mengatur suhu yang akan digunakan. Setelah menekan tombol panah naik turun lalu tekan tombol set/enter jika suhu telah selesai diatur.
f.     Tombol next : tombol untuk berpindah menjadi mengatur waktu yang akan digunakan (mengatur waktu yang digunakan).
14.     Besi penunjuk : sebagai indikator penunjuk air yang digunakan sudah cukup atau belum, air yang digunakan harus terlihat sesuai/pas pada besi penunjuk pada autoklaf.
15.     Keranjang : berfungsi sebagai alas/wadah untuk meletakkan alat dan bahan yang akan disterilisasi, yang kemudian akan disimpan di dalam chamber, selanjutnya akan disterilisasi.
16.     Erlenmeyer : sebagai alat yang akan disterilisasi dan di dalamnya ada aquades sebagai bahan yang akan disterilisasi.
17.     Cawan petri : juga sebagai alat yang akan disterilisasi.
18.     Tabung reaksi : sama halnya dengan erlenmeyer dan cawan petri, berfungsi sebagai alat yang akan disterilisasi.
Cara mengoperasikan autoklaf Hirayama HVE-50 ini adalah kabel dari autoklaf disambungkan ke sumber listrik, kemudian tekan saklar ON. Autoklaf dinyalakan dengan menekan tombol ON/OFF. Air di dalam autoklaf dicek apakah sudah sesuai/pas pada garis besi nunjuk. Apabila air yang akan digunakan sudah cukup, alat dan bahan yang akan disterilisasi dimasukkan ke dalam chamber (bagian dalam autoklaf). LID cover  ditutup dan tuas pengunci digeser ke arah Lock sampai autoklaf terkunci. Tombol mode ditekan untuk mengatur apa yang akan disterilisasi (alat/bahan atau kedua-duanya). Setelah itu, tombol start ditekan untuk memulai proses sterilisasi. Tunggu sampai proses sterilisasi selesai, jika sudah selesai alarm autoklaf akan berbunyi. Setelah alarm berbunyi, LID cover dibuka, tuas pengunci digeser ke arah Unlock, kemudian ditunggu beberapa saat hingga keranjang berisi alat dan bahan tidak terlalu panas. Keranjang berisi alat dan bahan diangkat dan dikeluarkan. Tombol OFF ditekan, saklar OFF ditekan, lalu kabel dicabut.
Penggunaan autoklaf yang benar adalah salah satu cara yang meyakinkan, pengoprasian yang salah dapat menimbulkan kepercayaan yang meleset dalam sterilisasi peralatan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengoperasikan autoklaf antara lain adalah:
1.      Jangan lupa untuk mengeluarkan semua udara sebelum menutup katup buangan. Semua udara harus didesak keluar autoklaf apabila menginginkan suhu yang tepat untuk dicapai.
2.      Jangan membebani autoklaf secara berlebihan
3.      Pembungkus alat atau bahan harus benar-benar rapat.
Aquades digunakan sebagai larutan untuk proses sterilisasi panas basah karena aquades memiliki kandungan mineral yang lebih sedikit daripada air ledeng sehingga apabila menggunakan aquades, bagian dalam autoklaf tidak cepat berkarat/mengalami korosi.
Prinsip kerja dari autoklaf ini adalah sterilisasi menggunakan uap air bertekanan sehingga melalui proses pemanasan pada suhu tingggi ini, mikrobia pada alat dan bahan, proteinnya terdenaturasi. Maka dari itu, autoclave merupakan sterilisasi secara fisik. Waktu yang digunakan untuk melakukan sterilisasi pada percobaan ini adalah 20 menit karena waktu yang optimum untuk membunuh mikrobia pada alat dan bahan adalah 20 menit, diambil dari suhu maksimal untuk melakukan sterilisasi pada alat. Selain itu, agar bahan yang disterilisasi tidak rusak karena dipanaskan terlalu lama pada suhu tinggi. Apabila yang disterilisasi hanya alat, waktu yang dibutuhkan sekitar 15-20 menit, sedangkan apabila hanya bahan, waktu yang dibutuhkan sekitar 10-15 menit. Jadi, jika yang disterilisasi adalah alat dan bahan, waktu optimum yang dibutuhkan adalah 20 menit.
Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini secara berturut-turut adalah autoklaf Hirayama HVE-50, keranjang, erlenmeyer, tabung reaksi, cawan petri, karet gelang, kapas, kertas payung,  dan aquades. Erlenmeyer, tabung reaksi, dan cawan petri sebagai alat karena berfungsi sebagai alat yang akan disterilisasi dan aquades digunakan sebagai bahan yang akan disterilisasi. Sebelum disterilisasi, tabung reaksi dan erlenmeyer ditutup dengan kapas yang berfungsi agar uap air tidak masuk ke dalam alat, kemudian ditutup lagi dengan kertas payung, lalu diikat menggunakan karet gelang, sedangkan cawan petri langsung dibungkus oleh kertas payung, lalu diikat dengan karet gelang.
Kertas payung digunakan untuk membungkus erlenmeyer, tabung reaksi, dan cawan petri. Fungsi penggunaan kertas payung dalam membungkus alat yang akan disterilisasi adalah agar uap air/air tidak menembus dan masuk ke dalam alat. Selain itu, cara membungkus yang baik itu menggunakan kertas payung pada bagian kertas yang terasa halus dilipat/dibungkus ke arah atas/luar, karena bagian kertas yang halus ini tidak mudah ditembusi oleh uap air. Pada saat membungkus cawan petri menggunakan kertas payung sebaiknya posisi cawan petri dibalik di mana tutup cawan petri diletakkan di bagian bawah ini berfungsi agar uap air dari dalam autoklaf tidak masuk ke dalam cawan petri.

V.     KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang dilakuka pada praktikum ini, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1.      Prinsip kerja autoklaf adalah sterilisasi panas basah bertekanan dengan suhu 121° C dan tekanan 1 atm.
2.      Cara penggunaan autoklaf yaitu mengecek air kemudian alat dan bahan dimasukkan ke dalam autoklaf, autoklaf dihidupkan    suhu dan waktu diatur. Setelah selesai digunakan autoklaf dimatikan, dan lid autoklaf dibuka, alat dan bahan dibiarkan dingin alat dan bahan diangkat.  


DAFTAR PUSTAKA

Bhunia, A. dan Ray, B. 2008. Fundamental Food Microbiology Fourth Edition. CRC Press. New York
Dwidjoseputro, S. 1994. Sterilisasi. PT Gramedia, Jakarta.
Estridge, B. H., Reynolds, A. P., dan Walters, N. J. 2000. Basic Medical Laboratory Techniques Fourth Edition. Delmar. New York.
Permatasari, T. D. A, Sumarlan, S. H., dan Susilo, B. 2013. Uji Pembuatan Marning Jagung dengan Menggunakan Autoklaf. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 1(1): 69 – 75.
Prasko. 2012. Sterilisasi Uap Panas Tekanan Tinggi (Autoklaf) Alat Kedokteran Tinggi. http://www.prasko.com/2012/03/sterilisasi-uap-panas-tekanan-tinggi.html. 18 September 2012.
Prayitno. 2010. Sterilisasi. Pustaka Tarbiatuna, Jakarta.
Volk, W. A. dan Wheeler, M. F. 1984. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

So, that's it.. semoga membantu 😘
Jangan lupa komentar yaa..

/>

1 comment:

Laporan Praktikum Centrifuge

Hello guys, welcome back to my blog 💋 I.      PENDAHULUAN A.   Judul Centrifuge B.   Tujuan 1.     Mengetahui prinsip kerja ...