Hello, Welcome back to My blog.. Semoga postingan kali ini membantu ya π
I.
PENDAHULUAN
A. Judul
Mikroskop
B. Tujuan
1.
Mengetahui prinsip kerja
mikroskop
2.
Memahami cara penggunaan
mikroskop
II. TINJAUAN PUSTAKA
Mikroskop
( bahasa Yunani: micror = kecil, scopos = tujuan ) adalah sebuah alat untuk
mellihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Ilmu
yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi.
Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Jenis
paling umum dari mikroskop dan yang pertama diciptakan adalah mikroskop
optikal. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih
lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh
pada bidang focal dari lensa tersebut ( Prayitno, 2010 ).
Mikroskop
adalah alat utama yang penting dalam melakukan pengamatan dan penelitian yang
bersifat mikro. Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Van Leuwenhoek
(1682-1723) yang berkebangsaan belanda, dengan mikroskop yang masing-masing
terdiri dari atas lensa tunggal yang digosokkan rumah yang dirangkai didalam
kerangka kuningan dan perak. Berdasarkan
prinsip kerjanya, mikroskop dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop
optik dan elektron. (Hastuti, 2001).
Mikroskop digunakan untuk membantu melihat
benda – benda yang berukuran kecil, sehingga dapat dilihat oleh mata. Mikroskop
pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif
(dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun
okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya
dipasang pada roda berputar, yang disebut gagang putar. Setiap lensa objektif
dapat diputar ke tempat yang sesuai dengan perbesaran yang diinginkan. Sistem
lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata
yang kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler (Efendy,
2009).
Menurut Volk dan Wheeler (1993), mikroskop
saat ini terdiri dari beberapa macam:
1.
Mikroskop
Cahaya
Mikroskop
cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop memeiliki kaki yang
berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki
tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor.
2. Mikroskop Stereo
Mikroskop
stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang
berukuran relative besar. Mikroskop stereo memiliki perbesasran 7 hingga 30
kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi.
Komponen utama mikroskop stereo hamper sama dengan mikroskop cahaya.
3. Mikroskop Elektron
Adalah
sebuah mikroskop yang mampu melakuakan peambesaran obyek sampai dua juta kali,
yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol
pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta
resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop electron
ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro maknetik yang
lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.
4. Mikroskop
Ultraviolet
Suatu
variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena
cahaaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada
cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk pecahayaan
dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa.
5. Mikroskop Pender (Flourenscence Microscope)
Mikroskop
pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau Antigen (seperti
bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini protein
anttibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian
atau dikonjungsi dengan pewarna pendar..
6. Mikroskop medan-gelap
Mikroskop
medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang
begitu tipis yang hamper mendekai batas daya mikrskop majemuk. Mikroskop
medan-Gelap berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam hal
adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang
dapat dilihat.
7. Mikroskop Fase kontras
Cara
ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam kadaan alamiahnya tidak diberi
warna dalam keadan hidup, namun pada galibnya fragma bend hidup yang
mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) ttembus chaya sehingga pada
masing-masing tincram tak akan teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan
mikroskop fasekontras.
8. Mikroskop trinokuler
Mikroskop
yang dapat disambungkan dengan perangkat kamera atau TV sehingga kegiatan pengamatan
sebah objek tidak terpaku lagi pada peneliti.
Menurut Goldsten
(2004), bagian-bagian mikroskop:
Gambar 1. Mikroskop
Trinokuler (Goldsten, 2004)
1. Eyepiece / oculars (lensa okuler): Untuk
memperbesar bayangan yang dibentuk lensa objektif
2. Revolving nosepiece (pemutar
lensa objektif): Untuk memutar lensa objektif sehingga mengubah perbesaran
3. Observation tube (tabung
pengamatan/ tabung okuler): tabung penghubung antara lensa okuler dan lensa
objektif
4. Stage (meja objek): Preparat /
sediaan spesimen diletakkan di sini
5. Condenser (condenser): Untuk
mengumpulkan cahaya supaya tertuju ke lensa objektif
6. Objective lense (lensa objektif):
Memperbesar spesimen
7. Brightness adjustment knob (pengatur
kekuatan lampu): Untuk memperbesar dan memperkecil cahaya lampu
8. Main switch (tombol on-off)
9. Diopter adjustmet ring (cincin
pengatur diopter): Untuk menyamakan focus antara mata kanan dan kiri
10. Interpupillar distance adjustment knob (pengatur
jarak interpupillar)
11. Specimen holder (penjepit
spesimen)
12. Illuminator (sumber cahaya)
13. Vertical feed knob (sekrup
pengatur vertikal): Untuk menaikkan atau menurunkan object glass
14. Horizontal feed knob (sekrup
pengatur horizontal): Untuk menggeser ke kanan / kiri objek glas
15. Coarse focus knob (sekrup fokus
kasar): Menaik turunkan meja benda (untuk mencari fokus) secara kasar dan cepat
16. Fine focus knob (sekrup fokus
halus): Menaik turunkan meja benda secara halus dan lambat
17. Observation tube securing knob (sekrup
pengencang tabung okuler)
18. Condenser
adjustment knob (sekrup pengatur kondenser), untuk menaik-turunkan condenser.
Bagian
optik mikroskop
1. Lensa Okuler letaknya di
dekat mata pengamatan, untuk memperesar bayangan dari lensa objek.Bayangan yang
dibentuk adalah maya, tegak, dan diperbesar. perbesaran yang tersedia adalah
5x, 10x, dan 15x tetapi yang sering digunakan 5x
2. Lensa Objektip, terletak
di dekat objek pengamatan, untuk memperbesar.bayangan yang dibentuk adalah
nyata, terbalik, dan diperbesar. Perbesar yang tersedia bermacam-macam,
misalnya, 10x, 40x, dan sebagainya
3. Diafragma berfungsi
untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya menuju ke kondestor.
4. Cermin berfungsi untuk
memantulkan cahaya dari sumbernya ke kondester. cermin datar (untuk cahaya
cukup terang) dan cekung (untuk cahaya kurang cukup terang) atau dapat diganti
lampu.
5.
Kondesor tersusun dari lensa gabungan, untuk
mengumpulkan cahaya dari cermin
Bagian
Nonoptik Mikroskop
1. Bagian mikrosko, berupa
tabungan yang daat dinaikan dan diturunkan.
2.
Lengan mikroskop, pada lengan terdapat engsel
sehingga dapat ditegakkan atau direbahkan. berfungsi sebagai pegangan saat
mikroskop akan dipindahkan.
3.
Penjetip, berfungsi untuk menjapit kaca
pereparat agar tidak tergeser.
4.
Mikrometer (pemutar halus), berfungsi untuk
menurukan badan mikroskop secara cepet perlahan
5.
Makrometer (pemutar kasar), berfungsi menaikan
atau menurunkan daban mikroskop secara cepat.
6.
Meja benda, sebagai tempat untuk meletakkan
objek atau preparat yang diamati.
7.
Pemutar kondensor utuk menaikan dan
menurunkan kondesor supaya diperoleh cahaya yang optimum.
8.
Kaki, mikroskop, bentuk seperti tapal kuda, untu
menopang kedudukan mikroskop
(Al-Maruzy,
2012)
Prinsip
kerja mikroskop secara umum adalah
sebuah bayangan yang dibentuk oleh satu elemen optik seperti sebuah
lensa atau cermin dapat berperan sebagai benda untuk elemen optik yang kedua
(Young dkk, 2003). Karena bayangan yang dibuat dari eleman optik, maka dapat
disimpulkan bahwa prinsip dasar mikroskop, terutama mikroskop trinokuler
(mikroskop yang digunakan saat praktikum) adalah pembentukan bayangan dari
pantulan cahaya yang berasal dari cermin, lalu menuju ke kondesor, diterima di
lensa objektif, dan kemudian diteruskan ke lensa okuler yang dekat dengan mata
pengamat.
Sifat bayangan
pada mikroskop ditentukan dua lensa, yaitu lensa objekif dan lensa okuler.
Lensa objektif mempunyai sifat bayangan nyata, tegak dan diperbesar, sedangkan
lensa okuler mempunyai sifat bayangan maya, tegak dan diperbesar. Benda yang
diamati diletakkan sedekat mungkin dengan titik fokus lensa objektif, sedangkan
mata kita tepat berada pada lensa okuler. Mata pengamat berada di belakang
lensa objektif yang kebetulan bayangan dari okuler tepat di titik focus lensa
okuler dinamakan pegamat secara rileks dan pengamatan dilakukan bila bayangan
objektif berada diruang utama okuler. Mikroskop yang terdiri dari lensa positif
bayangan akhir barada jauh tak terhingga, yang memiliki sifat bayangan diperbesar,
maya dan tegak (Goldsten, 2004).
Mikroskop cahaya
dibedakan menjadi mikroskop monokuler, binokuler, dan trinokuler. Mikroskop
monokuler hanya memiliki satu lensa okuler, mikroskop binokuler memiliki dua
lensa okuler, sedangkan mikroskop trinokuler memiliki tiga lensa okuler. Sumber
cahaya dari mikroskop ini dapat berasal dari cahaya matahari maupun cahaya dari
energi listrik. Kekuatan pembesaran mikroskop cahaya merupakan perkalian
kekuatan lensa-lensa penyusunnya, yaitu lensa objektif dan lensa okuler
(Furqonita, 2007).
Mikroskop yang digunakan pada praktikum ini
adalah mikroskop trinokuler. Sebuah mikroskop trinokuler memiliki beberapa
tujuan. Salah satu tujuannya adalah untuk memungkinkan pengamat kedua mengakses
spesimen dalam waktu yang bersamaan dengan pengamat utama yang menggunakan
mikroskop. Ini berarti bahwa instruktur dapat melihat ketika seorang pelajar
menanyakan sesuatu atau untuk mengecek keakuratan dari pengamatan yang
dilakukan oleh pelajar (Elizabeth, 2010).
Tujuan lain dari mikroskop trinokuler adalah untuk memungkinkan penggunaan
teknologi untuk menyimpan gambar yang terdapat pada mikroskop dengan merekam
atau memproyeksikan gambar tersebut. Kamera digital atau kamera video dapat
terhubung ke lensa okuler ketiga, yang memang pada dasarnya didesain sebagai
port dengan tujuan khusus. Jika tidak, ada adapter untuk beberapa mikroskop
yang dapat beradaptasi dengan mikroskop trinokuler sehingga manusia dapat
melihat ke kamera. Memproyeksikan gambar memiliki beberapa keuntungan misalnya
memungkinkan studi lama tanpa harus duduk diam di depan mikroskop itu sendiri,
dapat berbagi gambar dengan orang lain di sekitar, atau bahkan berbagi gambar
melalui videochat atau cara lain (Elizabeth, 2010).
Menurut Elizabeth
(2010), mikroskop trinokuler juga mempunyai kelebihan dan kekurangan, antara
lain:
1. Kelebihan
mikroskop trinokuler:
a. Dapat
tersambung dengan kamera maupun LCD sehingga memudahkan pengamatan lebih dari
satu pengamat dengan kualitas gambar yang tetap terjaga (efektif).
b. Dapat
menyimpan gambar atau bisa didokumentasikan (capture dari kamera)
2. Kekurangan
mikroskop trinokuler:
a. Bergantung
pada listrik
b. Harganya
mahal
c. Perawatan
mikroskop susah
d. Berat
Mikroskop
merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan biologi, dengan menggunakan mikroskop
kita dapat mengamati dengan jelas benda – benda yang ukurannya mikroskopis. Hal
ini karena mikroskop mempunyai lensa – lensa yang mampu memperbesar suatu benda
yang ukurannya mikroskopis. Perbesaran benda yang diaati menggunakan mikroskop
adalah perbesaran dari lensa okuler x pembesaran dari lensa objektif.
Contohnya, bila lensa okuler 10 x dan lensa objektif 10 x maka benda yang
diamati diperbesar 10 x 10 = 100 kali (Soetami dan Sugiri, 1999).
Preparat yang
digunakan dalam praktikum ini adalah preparat hipofifis tikus putih. Tikus
putih ini adalah hewan yang umum digunakan dalam penelitian – prnrlitian di
laboratorium. Pada saat pengamatan, bayangan yang dihasilkan lebih jelas dan
dapat dilihat secara bersama – sama karena adanya 3 lensa okuler, dimana salah
satu lensanya adalah kamera. Hewan laboratorium atau hewan percobaan adalah
hewan yang sengaja dipelihara dan diternakkan untuk dipakai sebagai hewan model
guna mempelajari dan mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dalam skala
penelitian atau pengamatan laboratorik. Tikus termasuk hewan mamalia, oleh
sebab itu dampaknya terhadap suatu perlakuan tidak jauh berbeda dibanding
dengan mamalia lainnya. Kelompok tikus laboratorium pertama dikembangkan di
Amerika Serikat antara tahun 1877 dan 1893. Keunggulan tikus putih dibandingkan
tikus liar antara lain lebih cepat dewasa, tidak memperlihatkan perkawinan
musiman, dan umumnya lebih cepat berkembangbiak (Larasaty, 2013).
III.
METODE
A. Alat
dan Bahan
Alat
– alat yang digunakan pada praktikum adalah mikroskop trinokuler olympus CX-41.
Bahan – bahan yang digunakan yaitu preparat hipofisis tikus.
B. Cara
Kerja
.
|
|
Preparat diletakkan di atas meja benda
Intensitas cahaya diatur
Kamera
dinyalakan kemudian pilih perbesaran yang paling tinggi.
Preparat
dilihat dengn perbesaran lensa objektif terendah ke tertinggi (4x, 10x, 40x,
100x)
Fokus dicari dengan makrometer dan mikrometer
Gambar preparat tampak difoto
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Mikroskop
(bahasa yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk
melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang
mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan
kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Dalam perkembangannya mikroskop mampu
mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting
dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi. Organisme
yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang
disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik. Dapat di amati dengan mikroskop (Goldsten,2004).
Mikroskop cahaya
dibedakan menjadi mikroskop monokuler, binokuler, dan trinokuler. Mikroskop
monokuler hanya memiliki satu lensa okuler, mikroskop binokuler memiliki dua
lensa okuler, sedangkan mikroskop trinokuler memiliki tiga lensa okuler. Sumber
cahaya dari mikroskop ini dapat berasal dari cahaya matahari maupun cahaya dari
energi listrik. Kekuatan pembesaran mikroskop cahaya merupakan perkalian
kekuatan lensa-lensa penyusunnya, yaitu lensa objektif dan lensa okuler
(Furqonita, 2007). Manfaat dari mikroskop trinokuler ini memungkinkan
pengamat kedua mengakses spesimen dalam waktu yang bersamaan dengan pengamat
utama yang menggunakan mikroskop dan memungkinkan pengamat kedua mengakses
spesimen dalam waktu yang bersamaan dengan pengamat utama yang menggunakan
mikroskop. Pada percobaan ini digunakan mikroskop trinokuler merk
Olympus tipe CX-41. Mikroskop ini dinamakan trinokuler karena memiliki tiga
lensa okuler.
Lensa
okuler pada mikroskop trinokuler ini memiliki perbesaran 10x. lensa obyektif
terdiri dari lensa kompleks digunakan untuk menerima cahaya yang berasal dari
kondensor dan telah melewati materi yang diamati, sehingga terbentuk bayangan
dari materi tersebut. Lensa obyektif pada mikroskop trinokuler ini memiliki perbesaran 4x, 10x, 40x, dan 100x. Perbesaran
yang digunakan adalah okuler (10x) dan objektif (10x) sehingga total
perbesarannya adalah 100 kali.
Prinsip kerja
mikroskop secara umum adalah sebuah
bayangan yang dibentuk oleh satu elemen optik seperti sebuah lensa atau cermin
dapat berperan sebagai benda untuk elemen optik yang kedua (Young dkk, 2003). yaitu
perbesaran total diperoleh dengan cara mengalikan perbesaran objektif dengan perbesaran
okuler. Misalnya perbesaran total yang diperoleh dari objektif 40 kali dan
okuler 10 kali ialah 40 x 10 = 400 kali. Prinsip kerja/proses pemantulan cahaya/pengamatan
pada miksorskop yaitu perbesaran saat menggunakan objektif 100 kali, diafragma iris
kondensor harus digunakan dalam keadaan terbuka penuh, karena objektif dengan
perbesaran tiggi memebutuhkan lebih banyak cahaya. Perbesaran objektif 100 kali
juga harus menggunakan minyak imersi. Hal ini bertujuan untuk mencegah
hilangnya cahaya yang disebabkan oleh perbedaan bias (refraktif) antara kaca
dan udara. Indeks bias udara 1, sedangkan kaca 1.56 dan indeks bias minyak
imersi sama dengan kaca yaitu 1,56. Perhatikan gambar ini untuk memperlihatkan
proses difraksi (Pelczar, 1986).
Gambar
1. Mikroskop Trinokuler (Campbell dkk, 1999)
2k
|
|
|
|
2d
|
2b
|
|
|
Gambar
2. Mikroskop Trinokuler (Dokumentasi pribadi, 2015)
Bagian mikroskop dalam percobaan kali ini, terdiri
dari 2 bagian, yaitu:
1. Bagian optis: terdiri dari serangkai lensa dan
cermin yang digunakan untuk memperbesar benda-benda yang berukuran kecil.
Bagian ini terdiri dari :
a.
Lensa
objektif: berfungsi untuk pembentukan bayangan pertama dan menentukan struktur
serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan
untuk memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai
"apertura" yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang
akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik
yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
b.
Diafragma:
mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
c.
Kondensor:
memusatkan cahaya yang masuk pada preparat yang diamati.
d.
Cermin:
menerima cahaya dari sumber cahaya/lampu dan memantulkannya ke preparat.
e.
Lensa
okuler: untuk memperbesar bayangan dari lensa obyektif.
f.
Kamera:
berfungsi untuk memotret bayangan yang dihasilkan oleh mikroskop. Pada kamera
mikroskop Olympus terdapat alat perbesaran yang digunakan unuk memfokuskan
objek yang akan diambil gambarnya.
g.
Tombol
zoom pada kamera: berfungsi untuk memperbesar bayangan yang sudah dipotret oleh
kamera.
2. Bagian mekanis: terdiri dari bagian yang
digunakan utuk memperlancar kerja dan memudahkan pengamatan. Bagian ini terdiri
dari :
a.
Revolver:
untuk
memilih lensa objektif yang sesuai dengan pembesaran yang diinginkan.
b.
Buluh teropong/tabung
mikroskop: merupakan bagian yang menghubungkan lensa okuler dengan lensa
objektif.
c.
Dasar
atau kaki: sebagai penyangga
d.
Tiang
penyangga: menghubungkan dasar dengan pegangan mikroskop.
e.
Meja
objek: sebagai tempat untuk meletakkan objek/preparat yang akan diamati dengan
mikroskop.
f.
Penjepit:
sebagai penjepit kaca yang berisi preparat agar tidak bergeser-geser.
g.
Makrometer:
menggerakkan meja benda naik turun secara cepat.
h.
Mikrometer:
menggerakkan meja benda naik turun secara perlahan- lahan.
i.
Knop: pada mikroskop ini
terdapat 2 knop. Pertama, berfungsi untuk menggeser meja objek ke kanan atau ke
kiri juga ke atas dan ke bawah. Kedua, berfungsi menggeser penjepit objek ke
kanan atau ke kiri.
j.
Gagang mikroskop: berfungsi sebagai pegangan saat mikroskop ingin
dipindahkan ke suatu tempat.
k.
Adaptor: untuk
menghubungkan lensa okuler dengan kamera.
Cara penggunaan
mikroskop trinokuler adalah sebagai berikut:
1.
Mikroskop dihubungkan
dengan aliran listrik, kemudian mikroskop dinyalakan.
2. Preparat
diletakkan pada meja benda dan dijepit oleh penjepit objek.
3. Tombol
lampu dinyalakan sehingga lampu
akan menyala, kemudian diatur intensitas cahayanya.
4. Kamera
dinyalakan dan diatur ke perbesaran yang paling tinggi (zoom in).
5. Preparat
dilihat sesuai dengan perbesaran yang diingikan. Perbesaran lensa objektif dan
okuler diatur dengan cara memutar revolver.
6. Menggerakkan
kenop makrometer serta mikrometer untuk mengatur fokus hingga gambar preparat
jelas.
7. Gambar
preparat difoto dengan menggunakan kamera yang terdapat di bagian atas
mikroskop.
8. Kamera
dikembalikan ke perbesaran semula (zoom
out), kemudian kamera dimatikan.
9. Lampu
dimatikan dengan cara menekan kembali tombol lampu.
10.
Preparat di atas meja
benda diambil.
Gambar 3. Foto hasil
bayangan preparat pada kamera (Dokumentasi Pribadi).
Pada
praktikum ini preparat yang digunakan adalah hipofisis tikus putih. Sifat
bayangan pada mikroskop ditentukan dua lensa, yaitu lensa objekif dan lensa
okuler. Lensa objektif mempunyai sifat bayangan nyata, tegak dan diperbesar,
sedangkan lensa okuler mempunyai sifat bayangan maya, tegak dan diperbesar.
Benda yang diamati diletakkan sedekat mungkin dengan titik fokus lensa
objektif, sedangkan mata kita tepat berada pada lensa okuler. Mata pengamat
berada di belakang lensa objektif yang kebetulan bayangan dari okuler tepat di
titik focus lensa okuler dinamakan pegamat secara rileks dan pengamatan
dilakukan bila bayangan objektif berada diruang utama okuler. Mikroskop yang
terdiri dari lensa positif bayangan akhir barada jauh tak terhingga, yang
memiliki sifat bayangan diperbesar, maya dan tegak.
Kelebihan dari mikroskop trinokuler
adalah:
1.
Sudah
menggunakan energi listrik dalam pengoperasiannya, sehingga tidak perlu
mengandalkan cahaya matahari atau cahaya lampu.
2.
Pengamat kedua dapat mengakses spesimen dalam
waktu yang bersamaan dengan pengamat utama yang menggunakan mikroskop.
3.
Sudah
dilengkapi dengan kamera digital untuk memfoto gambar preparat. Gambar ini
selanjutnya dapat ditransfer ke komputer atau media lain sehingga gambar
preparat yang telah ditemukan bisa dilihat lagi kapan saja.
Kekurangan dari mikroskop trinokuler adalah:
1.
Karena
mikroskop trinokuler menggunakan energi listrik, maka penggunaannya sangat
bergantung pada ketersediaan energi listrik. Apabila listrik padam maka
mikroskop tidak dapat digunakan.
2.
Bentuknya
besar dan cukup berat sehingga sulit untuk dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lain.
3.
Harganya
mahal dan perawatannya yang susah.
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada
praktikum, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Prinsip dasar mikroskop olympus adalah cahaya dipantulkan
dari cermin menuju kondensor. Pada kondensor cahaya akan dikumpulkan dan
diteruskan menuju lensa objektif. Pada lensa objektif ini akan terbentuk
bayangan setelah cahaya berasal dari kondensor melewati objek yang diamati.
Bayangan yang terbentuk akan terlihat pada lensa okuler yang letaknya
berdekatan dengan mata pengamat. Bayangan yang dihasilkan juga dapat diatur
langsung dan difoto oleh kamera.
2. Cara
penggunaan mikroskop trinokuler yaitu mikroskop dinyalakan, preparat diletakan
pada meja benda, tombol lampu dinyalakan, kemudian kamera dinyalakan dan diatur
ke perbesaran paling tinggi (zoom in). Preparat diamati dengan perbesaran yang
diinginkan, makrometer dan mikrometer diatur hingga gambar preparat jelas.
Setelah mendapat hasil yang bagus gambar preparat difoto. Kamera di zoom out,
kamera dan lampu dimatikan, preparat diambil, komponen pada mikroskop diatur ke
posisi semula.
DAFTAR
PUSTAKA
Al-Maruzy,
A. 2012. Pengertian Mikroskop dan Rumus
Mikroskop. http://www.pustakasekolah.com/pengertian-mikroskop-dan-rumus-mikroskop.html.
27 September 2015.
Efendy, H.
2009. Studi Strukturmikro Pengikatan Resin Epoksi pada Beton. Jurnal penelitian Enjiniring 12(2): 135
– 139.
Elizabeth,
M. 2010. What is a Trinocular Microscope? http:// 27 September 2015.
Furqonita,
D. 2007. Seri IPA Biologi SMP Kelas VII.
Yudhistira Ghalia
Indonesia,
Goldsten, P. 2004. Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 10 Edisi 11. PT Ikrar Mandiri Abadi,
Jakarta.
Hastuti, U. S. 2001. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Universitas Negeri Malang, Malang.
Jakarta.
Larasaty,
W. 2013. Uji Antifertilitas Ekstrak Etil Asetat Biji Jarak Pagar pada Tikus
Putih Jantan. Skripsi. UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
Pelczar, Michael J., (1986), Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Universitas Indonesia, Jakarta.
Prayitno.
2010. Mikroskop. http://duniaalatkedokteran.blogspot.com.
27 September 2015.
Soetami,
T. dan Sugir, N. 1999. Biologi Jilid 2.
Erlangga, Jakarta.
Volk, W.
A. dan Wheeler, M. F. 1993. Mikrobiologi
Dasar Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Young, H.
D., Freedman, R. A., Sandin T. R., dan Ford, A. L. 2003. Fisika Universitas Jilid X. Erlangga, Jakarta.
So, that's it.. semoga membantu :)
jgn lupa komentar yaa
Casino at Marysville, LA - Mapyro
ReplyDeleteFind μΆ©μ²λ¨λ μΆμ₯μλ§ Casino at Marysville, LA, μλ μΆμ₯μ΅ driving directions and μμ μΆμ₯μλ§ reviews. The best restaurants in Marysville, LA can be μμ² μΆμ₯λ§μ¬μ§ found κ΅°ν¬ μΆμ₯μ΅ at the top of the casino