Thursday, October 25, 2018

Laporan Kimia Analisa: Mikroskop


Hello, Welcome back to My blog.. Semoga postingan kali ini membantu ya πŸ˜‰



I.     PENDAHULUAN

A.  Judul
Mikroskop
B.  Tujuan
1.    Mengetahui prinsip kerja mikroskop
2.    Memahami cara penggunaan mikroskop

II.  TINJAUAN PUSTAKA

Mikroskop ( bahasa Yunani: micror = kecil, scopos = tujuan ) adalah sebuah alat untuk mellihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi. Kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Jenis paling umum dari mikroskop dan yang pertama diciptakan adalah mikroskop optikal. Mikroskop ini merupakan alat optik yang terdiri dari satu atau lebih lensa yang memproduksi gambar yang diperbesar dari sebuah benda yang ditaruh pada bidang focal dari lensa tersebut ( Prayitno, 2010 ).
Mikroskop adalah alat utama yang penting dalam melakukan pengamatan dan penelitian yang bersifat mikro. Mikroskop pertama kali ditemukan oleh Van Leuwenhoek (1682-1723) yang berkebangsaan belanda, dengan mikroskop yang masing-masing terdiri dari atas lensa tunggal yang digosokkan rumah yang dirangkai didalam kerangka kuningan dan perak. Berdasarkan prinsip kerjanya, mikroskop dapat dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop optik dan elektron. (Hastuti, 2001).
Mikroskop digunakan untuk membantu melihat benda – benda yang berukuran kecil, sehingga dapat dilihat oleh mata. Mikroskop pada prinsipnya terdiri dari dua lensa cembung yaitu sebagai lensa objektif (dekat dengan mata) dan lensa okuler (dekat dengan benda). Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda. Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut gagang putar. Setiap lensa objektif dapat diputar ke tempat yang sesuai dengan perbesaran yang diinginkan. Sistem lensa objektif memberikan perbesaran mula-mula dan menghasilkan bayangan nyata yang kemudian diproyeksikan ke atas lensa okuler (Efendy, 2009).
Menurut Volk dan Wheeler (1993), mikroskop saat ini terdiri dari beberapa macam:
1.        Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop memeiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa kondensor.
2.    Mikroskop Stereo          
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relative besar. Mikroskop stereo memiliki perbesasran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat dilihat secara 3 dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hamper sama dengan mikroskop cahaya.
3.     Mikroskop Elektron
Adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan peambesaran obyek sampai dua juta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi elektro maknetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.
4.     Mikroskop Ultraviolet
Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet. Karena cahaaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari pada cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk pecahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa.
5.    Mikroskop Pender (Flourenscence Microscope)
Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau Antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini protein anttibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pendar..
6.     Mikroskop medan-gelap
Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya bakteri yang begitu tipis yang hamper mendekai batas daya mikrskop majemuk. Mikroskop medan-Gelap berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat.
7.    Mikroskop Fase kontras
Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam kadaan alamiahnya tidak diberi warna dalam keadan hidup, namun pada galibnya fragma bend hidup yang mikroskopik (jaringan hewan atau bakteri) ttembus chaya sehingga pada masing-masing tincram tak akan teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop fasekontras.
8.      Mikroskop trinokuler
Mikroskop yang dapat disambungkan dengan perangkat kamera atau TV sehingga kegiatan pengamatan sebah objek tidak terpaku lagi pada peneliti. 
Menurut Goldsten (2004), bagian-bagian mikroskop:
Gambar 1. Mikroskop Trinokuler (Goldsten, 2004)
1.  Eyepiece oculars (lensa okuler): Untuk memperbesar bayangan yang dibentuk lensa objektif
2.  Revolving nosepiece (pemutar lensa objektif): Untuk memutar lensa objektif sehingga mengubah perbesaran
3.   Observation tube (tabung pengamatan/ tabung okuler): tabung penghubung antara lensa okuler dan lensa objektif
4.  Stage (meja objek): Preparat / sediaan spesimen diletakkan di sini
5.  Condenser (condenser): Untuk mengumpulkan cahaya supaya tertuju ke lensa objektif
6.  Objective lense (lensa objektif): Memperbesar spesimen
7.  Brightness adjustment knob (pengatur kekuatan lampu): Untuk memperbesar dan memperkecil cahaya lampu
8.  Main switch (tombol on-off)
9.  Diopter adjustmet ring (cincin pengatur diopter): Untuk menyamakan focus antara mata kanan dan kiri
10. Interpupillar distance adjustment knob (pengatur jarak interpupillar)
11.  Specimen holder (penjepit spesimen)
12. Illuminator (sumber cahaya)
13.  Vertical feed knob (sekrup pengatur vertikal): Untuk menaikkan atau menurunkan object glass
14.  Horizontal feed knob (sekrup pengatur horizontal): Untuk menggeser ke kanan / kiri objek glas
15.  Coarse focus knob (sekrup fokus kasar): Menaik turunkan meja benda (untuk mencari fokus) secara kasar dan cepat
16.  Fine focus knob (sekrup fokus halus): Menaik turunkan meja benda secara halus dan lambat
17.  Observation tube securing knob (sekrup pengencang tabung okuler)
18. Condenser adjustment knob (sekrup pengatur kondenser), untuk menaik-turunkan condenser.
 Bagian mikroskop secara garis besar di bagi jadi dua, yaitu:
Bagian optik mikroskop
1.    Lensa Okuler letaknya di dekat mata pengamatan, untuk memperesar bayangan dari lensa objek.Bayangan yang dibentuk adalah maya, tegak, dan diperbesar. perbesaran yang tersedia adalah 5x, 10x, dan 15x tetapi yang sering digunakan 5x
2.    Lensa Objektip, terletak di dekat objek pengamatan, untuk memperbesar.bayangan yang dibentuk adalah nyata, terbalik, dan diperbesar. Perbesar yang tersedia bermacam-macam, misalnya, 10x, 40x, dan sebagainya
3.    Diafragma berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya menuju ke kondestor.
4.    Cermin berfungsi untuk memantulkan cahaya dari sumbernya ke kondester. cermin datar (untuk cahaya cukup terang) dan cekung (untuk cahaya kurang cukup terang) atau dapat diganti lampu.
5.    Kondesor tersusun dari lensa gabungan, untuk mengumpulkan cahaya dari cermin
Bagian Nonoptik Mikroskop
1.    Bagian mikrosko, berupa tabungan yang daat dinaikan  dan diturunkan.
2.    Lengan mikroskop, pada lengan terdapat engsel sehingga dapat ditegakkan atau direbahkan. berfungsi sebagai pegangan saat mikroskop akan dipindahkan.
3.    Penjetip, berfungsi untuk menjapit kaca pereparat agar tidak tergeser.
4.    Mikrometer (pemutar halus), berfungsi untuk menurukan badan mikroskop secara cepet perlahan
5.    Makrometer (pemutar kasar), berfungsi menaikan atau menurunkan daban mikroskop secara cepat.
6.    Meja benda, sebagai tempat untuk meletakkan objek atau preparat yang diamati.
7.    Pemutar kondensor utuk menaikan dan menurunkan kondesor supaya diperoleh cahaya yang optimum.
8.    Kaki, mikroskop, bentuk seperti tapal kuda, untu menopang kedudukan mikroskop
(Al-Maruzy, 2012)
Prinsip kerja mikroskop secara umum adalah  sebuah bayangan yang dibentuk oleh satu elemen optik seperti sebuah lensa atau cermin dapat berperan sebagai benda untuk elemen optik yang kedua (Young dkk, 2003). Karena bayangan yang dibuat dari eleman optik, maka dapat disimpulkan bahwa prinsip dasar mikroskop, terutama mikroskop trinokuler (mikroskop yang digunakan saat praktikum) adalah pembentukan bayangan dari pantulan cahaya yang berasal dari cermin, lalu menuju ke kondesor, diterima di lensa objektif, dan kemudian diteruskan ke lensa okuler yang dekat dengan mata pengamat.
Sifat bayangan pada mikroskop ditentukan dua lensa, yaitu lensa objekif dan lensa okuler. Lensa objektif mempunyai sifat bayangan nyata, tegak dan diperbesar, sedangkan lensa okuler mempunyai sifat bayangan maya, tegak dan diperbesar. Benda yang diamati diletakkan sedekat mungkin dengan titik fokus lensa objektif, sedangkan mata kita tepat berada pada lensa okuler. Mata pengamat berada di belakang lensa objektif yang kebetulan bayangan dari okuler tepat di titik focus lensa okuler dinamakan pegamat secara rileks dan pengamatan dilakukan bila bayangan objektif berada diruang utama okuler. Mikroskop yang terdiri dari lensa positif bayangan akhir barada jauh tak terhingga, yang memiliki sifat bayangan diperbesar, maya dan tegak (Goldsten, 2004).
Mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop monokuler, binokuler, dan trinokuler. Mikroskop monokuler hanya memiliki satu lensa okuler, mikroskop binokuler memiliki dua lensa okuler, sedangkan mikroskop trinokuler memiliki tiga lensa okuler. Sumber cahaya dari mikroskop ini dapat berasal dari cahaya matahari maupun cahaya dari energi listrik. Kekuatan pembesaran mikroskop cahaya merupakan perkalian kekuatan lensa-lensa penyusunnya, yaitu lensa objektif dan lensa okuler (Furqonita, 2007).
Mikroskop yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop trinokuler. Sebuah mikroskop trinokuler memiliki beberapa tujuan. Salah satu tujuannya adalah untuk memungkinkan pengamat kedua mengakses spesimen dalam waktu yang bersamaan dengan pengamat utama yang menggunakan mikroskop. Ini berarti bahwa instruktur dapat melihat ketika seorang pelajar menanyakan sesuatu atau untuk mengecek keakuratan dari pengamatan yang dilakukan oleh pelajar (Elizabeth, 2010).
Tujuan lain dari mikroskop trinokuler adalah untuk memungkinkan penggunaan teknologi untuk menyimpan gambar yang terdapat pada mikroskop dengan merekam atau memproyeksikan gambar tersebut. Kamera digital atau kamera video dapat terhubung ke lensa okuler ketiga, yang memang pada dasarnya didesain sebagai port dengan tujuan khusus. Jika tidak, ada adapter untuk beberapa mikroskop yang dapat beradaptasi dengan mikroskop trinokuler sehingga manusia dapat melihat ke kamera. Memproyeksikan gambar memiliki beberapa keuntungan misalnya memungkinkan studi lama tanpa harus duduk diam di depan mikroskop itu sendiri, dapat berbagi gambar dengan orang lain di sekitar, atau bahkan berbagi gambar melalui videochat atau cara lain (Elizabeth, 2010).
Menurut Elizabeth (2010), mikroskop trinokuler juga mempunyai kelebihan dan kekurangan, antara lain:
1.      Kelebihan mikroskop trinokuler:
a.       Dapat tersambung dengan kamera maupun LCD sehingga memudahkan pengamatan lebih dari satu pengamat dengan kualitas gambar yang tetap terjaga (efektif).
b.      Dapat menyimpan gambar atau bisa didokumentasikan (capture dari kamera)
2.      Kekurangan mikroskop trinokuler:
a.       Bergantung pada listrik
b.      Harganya mahal
c.       Perawatan mikroskop susah
d.      Berat
Mikroskop merupakan salah satu alat penting dalam kegiatan biologi, dengan menggunakan mikroskop kita dapat mengamati dengan jelas benda – benda yang ukurannya mikroskopis. Hal ini karena mikroskop mempunyai lensa – lensa yang mampu memperbesar suatu benda yang ukurannya mikroskopis. Perbesaran benda yang diaati menggunakan mikroskop adalah perbesaran dari lensa okuler x pembesaran dari lensa objektif. Contohnya, bila lensa okuler 10 x dan lensa objektif 10 x maka benda yang diamati diperbesar 10 x 10 = 100 kali (Soetami dan Sugiri, 1999).
Preparat yang digunakan dalam praktikum ini adalah preparat hipofifis tikus putih. Tikus putih ini adalah hewan yang umum digunakan dalam penelitian – prnrlitian di laboratorium. Pada saat pengamatan, bayangan yang dihasilkan lebih jelas dan dapat dilihat secara bersama – sama karena adanya 3 lensa okuler, dimana salah satu lensanya adalah kamera. Hewan laboratorium atau hewan percobaan adalah hewan yang sengaja dipelihara dan diternakkan untuk dipakai sebagai hewan model guna mempelajari dan mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dalam skala penelitian atau pengamatan laboratorik. Tikus termasuk hewan mamalia, oleh sebab itu dampaknya terhadap suatu perlakuan tidak jauh berbeda dibanding dengan mamalia lainnya. Kelompok tikus laboratorium pertama dikembangkan di Amerika Serikat antara tahun 1877 dan 1893. Keunggulan tikus putih dibandingkan tikus liar antara lain lebih cepat dewasa, tidak memperlihatkan perkawinan musiman, dan umumnya lebih cepat berkembangbiak (Larasaty, 2013).

III.         METODE

A.  Alat dan Bahan
Alat – alat yang digunakan pada praktikum adalah mikroskop trinokuler olympus CX-41. Bahan – bahan yang digunakan yaitu preparat hipofisis tikus.
B.  Cara Kerja

.



 Mikroskop dihubungkan dengan listrik, kemudian mikroskop dinyalakan
Preparat diletakkan di atas meja benda
Intensitas cahaya diatur
Kamera dinyalakan kemudian pilih perbesaran yang paling tinggi.
Preparat dilihat dengn perbesaran lensa objektif terendah ke tertinggi (4x, 10x, 40x, 100x)
Fokus dicari dengan makrometer dan mikrometer
Gambar preparat tampak difoto




IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN

Mikroskop (bahasa yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.  Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik. Dapat di amati dengan mikroskop (Goldsten,2004).
Mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop monokuler, binokuler, dan trinokuler. Mikroskop monokuler hanya memiliki satu lensa okuler, mikroskop binokuler memiliki dua lensa okuler, sedangkan mikroskop trinokuler memiliki tiga lensa okuler. Sumber cahaya dari mikroskop ini dapat berasal dari cahaya matahari maupun cahaya dari energi listrik. Kekuatan pembesaran mikroskop cahaya merupakan perkalian kekuatan lensa-lensa penyusunnya, yaitu lensa objektif dan lensa okuler (Furqonita, 2007). Manfaat dari mikroskop trinokuler ini memungkinkan pengamat kedua mengakses spesimen dalam waktu yang bersamaan dengan pengamat utama yang menggunakan mikroskop dan memungkinkan pengamat kedua mengakses spesimen dalam waktu yang bersamaan dengan pengamat utama yang menggunakan mikroskop. Pada percobaan ini digunakan mikroskop trinokuler merk Olympus tipe CX-41. Mikroskop ini dinamakan trinokuler karena memiliki tiga lensa okuler.
Lensa okuler pada mikroskop trinokuler ini memiliki perbesaran 10x. lensa obyektif terdiri dari lensa kompleks digunakan untuk menerima cahaya yang berasal dari kondensor dan telah melewati materi yang diamati, sehingga terbentuk bayangan dari materi tersebut. Lensa obyektif pada mikroskop trinokuler ini  memiliki perbesaran 4x, 10x, 40x, dan 100x. Perbesaran yang digunakan adalah okuler (10x) dan objektif (10x) sehingga total perbesarannya adalah 100 kali.
Prinsip kerja mikroskop secara umum adalah  sebuah bayangan yang dibentuk oleh satu elemen optik seperti sebuah lensa atau cermin dapat berperan sebagai benda untuk elemen optik yang kedua (Young dkk, 2003). yaitu perbesaran total diperoleh dengan cara mengalikan perbesaran objektif dengan perbesaran okuler. Misalnya perbesaran total yang diperoleh dari objektif 40 kali dan okuler 10 kali ialah 40 x 10 = 400 kali. Prinsip kerja/proses pemantulan cahaya/pengamatan pada miksorskop yaitu perbesaran saat menggunakan objektif 100 kali, diafragma iris kondensor harus digunakan dalam keadaan terbuka penuh, karena objektif dengan perbesaran tiggi memebutuhkan lebih banyak cahaya. Perbesaran objektif 100 kali juga harus menggunakan minyak imersi. Hal ini bertujuan untuk mencegah hilangnya cahaya yang disebabkan oleh perbedaan bias (refraktif) antara kaca dan udara. Indeks bias udara 1, sedangkan kaca 1.56 dan indeks bias minyak imersi sama dengan kaca yaitu 1,56. Perhatikan gambar ini untuk memperlihatkan proses difraksi (Pelczar, 1986).


Gambar 1. Mikroskop Trinokuler (Campbell dkk, 1999)

2k









2d


2b









Gambar 2. Mikroskop Trinokuler (Dokumentasi pribadi, 2015)
Bagian mikroskop dalam percobaan kali ini, terdiri dari 2 bagian, yaitu:
1.    Bagian optis: terdiri dari serangkai lensa dan cermin yang digunakan untuk memperbesar benda-benda yang berukuran kecil. Bagian ini terdiri dari :
a.         Lensa objektif: berfungsi untuk pembentukan bayangan pertama dan menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir serta berkemampuan untuk memperbesar bayangan obyek sehingga dapat memiliki nilai "apertura" yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
b.         Diafragma: mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
c.         Kondensor: memusatkan cahaya yang masuk pada preparat yang diamati.
d.        Cermin: menerima cahaya dari sumber cahaya/lampu dan memantulkannya ke preparat.
e.         Lensa okuler: untuk memperbesar bayangan dari lensa obyektif.
f.          Kamera: berfungsi untuk memotret bayangan yang dihasilkan oleh mikroskop. Pada kamera mikroskop Olympus terdapat alat perbesaran yang digunakan unuk memfokuskan objek yang akan diambil gambarnya.
g.        Tombol zoom pada kamera: berfungsi untuk memperbesar bayangan yang sudah dipotret oleh kamera.
2.    Bagian mekanis: terdiri dari bagian yang digunakan utuk memperlancar kerja dan memudahkan pengamatan. Bagian ini terdiri dari :
a.         Revolver: untuk memilih lensa objektif yang sesuai dengan pembesaran yang diinginkan.
b.        Buluh teropong/tabung mikroskop: merupakan bagian yang menghubungkan lensa okuler dengan lensa objektif.
c.         Dasar atau kaki: sebagai penyangga
d.        Tiang penyangga: menghubungkan dasar dengan pegangan mikroskop.
e.         Meja objek: sebagai tempat untuk meletakkan objek/preparat yang akan diamati dengan mikroskop.
f.          Penjepit: sebagai penjepit kaca yang berisi preparat agar tidak bergeser-geser.
g.        Makrometer: menggerakkan meja benda naik turun secara cepat.    
h.        Mikrometer: menggerakkan meja benda naik turun secara perlahan- lahan.
i.          Knop: pada mikroskop ini terdapat 2 knop. Pertama, berfungsi untuk menggeser meja objek ke kanan atau ke kiri juga ke atas dan ke bawah. Kedua, berfungsi menggeser penjepit objek ke kanan atau ke kiri.
j.          Gagang mikroskop: berfungsi sebagai pegangan saat mikroskop ingin dipindahkan ke suatu tempat.
k.        Adaptor: untuk menghubungkan lensa okuler dengan kamera.
Cara penggunaan mikroskop trinokuler adalah sebagai berikut:
1.      Mikroskop dihubungkan dengan aliran listrik, kemudian mikroskop dinyalakan.
2.      Preparat diletakkan pada meja benda dan dijepit oleh penjepit objek.
3.      Tombol lampu dinyalakan sehingga lampu akan menyala, kemudian diatur intensitas cahayanya.
4.      Kamera dinyalakan dan diatur ke perbesaran yang paling tinggi (zoom in).
5.      Preparat dilihat sesuai dengan perbesaran yang diingikan. Perbesaran lensa objektif dan okuler diatur dengan cara memutar revolver.
6.      Menggerakkan kenop makrometer serta mikrometer untuk mengatur fokus hingga gambar preparat jelas.
7.      Gambar preparat difoto dengan menggunakan kamera yang terdapat di bagian atas mikroskop.
8.      Kamera dikembalikan ke perbesaran semula (zoom out), kemudian kamera dimatikan.
9.      Lampu dimatikan dengan cara menekan kembali tombol lampu.
10.  Preparat di atas meja benda diambil.


Gambar 3. Foto hasil bayangan preparat pada kamera (Dokumentasi Pribadi).
Pada praktikum ini preparat yang digunakan adalah hipofisis tikus putih. Sifat bayangan pada mikroskop ditentukan dua lensa, yaitu lensa objekif dan lensa okuler. Lensa objektif mempunyai sifat bayangan nyata, tegak dan diperbesar, sedangkan lensa okuler mempunyai sifat bayangan maya, tegak dan diperbesar. Benda yang diamati diletakkan sedekat mungkin dengan titik fokus lensa objektif, sedangkan mata kita tepat berada pada lensa okuler. Mata pengamat berada di belakang lensa objektif yang kebetulan bayangan dari okuler tepat di titik focus lensa okuler dinamakan pegamat secara rileks dan pengamatan dilakukan bila bayangan objektif berada diruang utama okuler. Mikroskop yang terdiri dari lensa positif bayangan akhir barada jauh tak terhingga, yang memiliki sifat bayangan diperbesar, maya dan tegak.
Kelebihan dari mikroskop trinokuler adalah:
1.      Sudah menggunakan energi listrik dalam pengoperasiannya, sehingga tidak perlu mengandalkan cahaya matahari atau cahaya lampu.
2.      Pengamat kedua dapat mengakses spesimen dalam waktu yang bersamaan dengan pengamat utama yang menggunakan mikroskop.
3.      Sudah dilengkapi dengan kamera digital untuk memfoto gambar preparat. Gambar ini selanjutnya dapat ditransfer ke komputer atau media lain sehingga gambar preparat yang telah ditemukan bisa dilihat lagi kapan saja.
Kekurangan dari mikroskop trinokuler adalah:
1.      Karena mikroskop trinokuler menggunakan energi listrik, maka penggunaannya sangat bergantung pada ketersediaan energi listrik. Apabila listrik padam maka mikroskop tidak dapat digunakan.
2.      Bentuknya besar dan cukup berat sehingga sulit untuk dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.
3.      Harganya mahal dan perawatannya yang susah.

V.  KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada praktikum, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1.    Prinsip dasar mikroskop olympus adalah cahaya dipantulkan dari cermin menuju kondensor. Pada kondensor cahaya akan dikumpulkan dan diteruskan menuju lensa objektif. Pada lensa objektif ini akan terbentuk bayangan setelah cahaya berasal dari kondensor melewati objek yang diamati. Bayangan yang terbentuk akan terlihat pada lensa okuler yang letaknya berdekatan dengan mata pengamat. Bayangan yang dihasilkan juga dapat diatur langsung dan difoto oleh kamera.
2.    Cara penggunaan mikroskop trinokuler yaitu mikroskop dinyalakan, preparat diletakan pada meja benda, tombol lampu dinyalakan, kemudian kamera dinyalakan dan diatur ke perbesaran paling tinggi (zoom in). Preparat diamati dengan perbesaran yang diinginkan, makrometer dan mikrometer diatur hingga gambar preparat jelas. Setelah mendapat hasil yang bagus gambar preparat difoto. Kamera di zoom out, kamera dan lampu dimatikan, preparat diambil, komponen pada mikroskop diatur ke posisi semula.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Maruzy, A. 2012. Pengertian Mikroskop dan Rumus Mikroskop. http://www.pustakasekolah.com/pengertian-mikroskop-dan-rumus-mikroskop.html. 27 September 2015.
Efendy, H. 2009. Studi Strukturmikro Pengikatan Resin Epoksi pada Beton. Jurnal penelitian Enjiniring 12(2): 135 – 139.
Elizabeth, M. 2010. What is a Trinocular Microscope? http:// 27 September 2015.
Furqonita, D. 2007. Seri IPA Biologi SMP Kelas VII. Yudhistira Ghalia Indonesia,
Goldsten, P. 2004. Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 10 Edisi 11. PT Ikrar Mandiri Abadi, Jakarta.
Hastuti, U. S. 2001. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Universitas Negeri Malang, Malang.
Jakarta.
Larasaty, W. 2013. Uji Antifertilitas Ekstrak Etil Asetat Biji Jarak Pagar pada Tikus Putih Jantan. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Pelczar, Michael J., (1986), Dasar-Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia, Jakarta.
Prayitno. 2010. Mikroskop. http://duniaalatkedokteran.blogspot.com. 27 September 2015.
Soetami, T. dan Sugir, N. 1999. Biologi Jilid 2. Erlangga, Jakarta.
Volk, W. A. dan Wheeler, M. F. 1993. Mikrobiologi Dasar Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Young, H. D., Freedman, R. A., Sandin T. R., dan Ford, A. L. 2003. Fisika Universitas Jilid X. Erlangga, Jakarta.


So, that's it.. semoga membantu :)
jgn lupa komentar yaa 
/>

1 comment:

Laporan Praktikum Centrifuge

Hello guys, welcome back to my blog πŸ’‹ I.      PENDAHULUAN A.   Judul Centrifuge B.   Tujuan 1.     Mengetahui prinsip kerja ...