Tuesday, May 31, 2016

Laporan Biokimia Vitamin C

I.     PENDAHULUAN

A.  Judul
Vitamin C
B.  Tujuan
1.    Mengukur kadar vitamin C dari buah belimbing wuluh
2.    Mempelajari pengaruh faktor lingkungan terhadap kadar vitamin C
3.    Membandingkan vitamin C pada tiga perlakuan


II.  TINAJUAN PUSTAKA

Vitamin C disebut juga asam askorbat merupakan vitamin yang paling sederhana, mudah berubah akibat oksidasi, tetapi amat berguna bagi manusia. Struktur kimianya terdiri dari rantai 6 atom C dan kedudukannya tidak stabil (C6 H8 O6), karena mudah bereaksi dengan O2 di udara menjadi asam dehidroaskorbat (Safaryani, 2007). Fungsi dari vitamin C ialah antioksidan yang diperlukan oleh sekurang-kurangnya 300 fungsi metabolik dalam badan, termasuklah pertumbuhan dan penggantian tisu, fungsi kilang adrenal, dan untuk gusi yang sehat. Pendinginan pada buah atau sayuran yang mengandung vitamin C dapat memperlambat kecepatan reaksi-reaksi metabolisme, dimana pada umumnya setiap penurunan suhu 80C, kecepatan reaksi akan berkurang menjadi kira-kira setengahnya. Karena itu penyimpanan dapat memperpanjang masa hidup jaringan-jaringan dalam bahan pangan, karena keaktifan respirasi menurun (Winarno ,2002).
Sifat vitamin C adalah mudah berubah akibat oksidasi namun stabil jika erupakan kristal (murni). Penyimpanan pada suhu rendah dapat mengurangi kegiatan respirasi dan metabolisme, memperlambat proses penuaan, mencegah kehilangan air dan mencegah kelayuan. Namun Linder (1992) menyebutkan bahwa walaupun dalam keadaan temperatur rendah dan kelembaban terpelihara, 50% vitamin C akan hilang dalam 3-5 bulan. vitamin C dalam bentuk murni merupakan kristal putih, tak berwarna, tidak bau dan mencair pada suhu 190-192° C. Senyawa ini bersifat reduktor kuat dan mempunyai rasa asam. Sifat yang paling utama vitamin C adalah kemampuan mereduksi yang kuat dan mudah teroksidasi yang dikatalis oleh beberapa logam terutama (Pratama, 2007). Struktur kimia vitamin C adalah:





Gambar 1. Struktur vitamin C (Safaryani, 2007).

Menurut Winarno (1997), faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kadar vitamin C antara lain :
1.    Temperatur, semakin tinggi temperatur maka kadar vitamin C akan semakin rendah.
2.    Waktu, semakin lama penyimpanan vitamin C maka kadar vitamin C akan semakin rendah.
3.    Udara, semakin terkena udara maka kadar vitamin C akan semakin rendah karena teroksidasi oleh udara.
Menurut Poedjiadi (1994), faktor-faktor yang mengakibatkan vitamin C akan mudah rusak dan hilang adalah:
1.      Pemanasan yang menyebabkan rusak dan berubahnya struktur vitamin C.
2.      Pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu.
3.      Adanya alkali atau suasana basa saat pengolahan.
4.      Vitamin C dalam tempat terbuka sehingga akan terjadi oksidasi yang tidak reversibel
Belimbing (Averrhoa carambola) banyak mengandung vitamin C ini juga bermanfaat sebagai antioksidan, anti inflamasi, analgesik, dan diuretik, sehingga baik untuk penyembuhan batuk, luka terinfeksi, sakit tenggorokan, demam, masalah diabetes, dan kolesterol. Kandungan vitamin C yang tinggi juga baik dimakan penderita kanker. 100 g buah belimbing menganndung kalori 31 Kcal, karbohidrat 6.73 g, protein 1.04 g, lemak 0.33 g, vitamin C 35 mg, kalsium 3 mg, zat besi 0.08 mg, magnesium 10 mg, fosfor 12 mg, seng 0.12 mg.
Menurut Mukaromah dkk (2010), kadar vitamin C dari berbagai buah :
Bahan Pangan
Kadar vitamin C ( mg/100 g )
Jambu biji
87
Pepaya
78
Jeruk
49
Rambutan
58
Mangga
30
Belimbing
35
Durian
53
Jeruk bali
43
Kadar vitamin C pada belimbing adalah 35 mg/100g di konversikan ke mg/10ml menjadi 3,5 mg/10ml. Penetuan kadar vitamin C dapat ditentukan melalui titrasi. Jenis titrasi yang digunakan adalah titrasi iodimetri yang termasuk dalam titrasi redoks yang menggunakan amilum sebagai indikator. Sebenarnya titrasi ini dapat dilakukan tanpa indikator karena warna iodin yang di titrasi akan lenyap bila titik akhir tercapai. Warna yang terjadi ialah coklat tua menjadi lebih muda, lalu kuning, kuning muda, sampai warna benar-benar lenyap. Namun untuk lebih mudahnya ditambahkan amilum sebagai indikator. Amilum dapat membentuk kompleks berwarna biru bila bereaksi dengan iodin (Harjadi, 1986). Iodimetri adalah titrasi langsung dan merupakan metode penentuan atau penetapan kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah I2 yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodida. Iodimetri adalah titrasi redoks dengan I2 sebagai pentiternya (Safaryani, 2007). Asam askorbat bereaksi dengan iod akan menjadi asam dehidroaskorbat.
.
Gambar 2. Reaksi asam askorbat (Sudarmadji, 1989).



III.   METODE

A.  Alat dan Bahan
Alat – alat yang digunakan pada praktikum adalah erlenmeyer, juicer, kulkas, oven, buret, aluminiumfoil, statif, corong, gelas beker, propipet, pipet ukur, stopwatch. Bahan – bahan yang digunakan adalah indikator amilum, iod 0,01 N, sampel sari belimbing wuluh.
B.  Cara Kerja
1.    Peparasi sampel
Buah belimbing wuluh diambil sarinya menggunakan juicer, kemudian sari buah belimbing wuluh diambil masing – masing 10 ml dan dimasukkan ke dalam 3 erlenmeyer berbeda. Erlenmeyer pertama ditutup dengan aluminiumfoil dan disimpan disuhu ruang selama 15 menit, setelah itu kadar vitamin Cnya diukur. Erlenmeyer kedua ditutup dengan aluminiumfoil, dimasukan ke dalam kulkas selama 15 menit. Setelah itu, hangatkan dengan air keran hingga mencapai suhu ruang dan kadar vitamin Cnya diukur. Pada erlenmeyer yang ketiga ditutup dengan aluminiumfoil, dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 150 oC selama 15 menit. Setelah itu, didinginkan dengan air keran hingga mencapai suhu ruang dan kadar vitamin Cnya diukur.
2.      Pengukuran Kadar Vitamin C
Sari buah pada 3 erlenmeyer tadi ditambah dengan 2 ml indikator amilum, lalu dititrasi dengan iod 0,01 N hingga warna abu – abu. Kadar vitamin C dihitung menggunakan rumus:
Kadar vitamin C = Volume Iod x 0,88 mg/10ml


IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, hasil yang didapat adalah:
Tabel 1. Hasil Uji Kadar Vitamin C
Sampel
Perlakuan
Volume Iod (ml)
Kadar Vitamin C (mg/ml)
Belimbing wuluh
Suhu ruang
7,7
67,76
Suhu dingin (4oC)
7,6
66,88
Suhu panas (150oC)
5,6
49,28
Pembahasan
Uji dari praktikum ini merupakan uji kuantitatif dengan tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui kadar vitamin C pada belimbing wuluh dengan menggunakan titrasi iodometri. Percobaan ini dimulai dengan preparasi sampel buah belimbing wuluh. Tujuan dari preparasi sampel adalah menyiapkan sampel yang akan digunakan pada saat praktikum. Setelah preparasi sampel, sari buah dari belimbing wuluh dimasukkan ke dalam 3 erlenmeyer berbeda untuk melakukan 3 perlakuan yang berbeda pada vitamin C. Erlenmeyer pertama disimpan disuhu ruang selama 15 menit, erlenmeyer kedua dimasukkan ke dalam kulkas, dan erlenmeyer ketiga dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 150 oC. Sampel dimasukkan ke dalam kulkas berfungsi untuk mempertahankan suhu dan kandungan vitamin C dalam sari buah belimbing wuluh. Sampel juga dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 150 oC berfungsi untuk melihat faktor apa yang akan terjadi apabila vitamin C dimasukkan ke dalam suhu yang panas. Setelah 15 menit, sampel tadi diambil dan dialiri dengan air dingin yang berfungsi untuk suhu yang ada di sampel tidak berubah dan juga berfungsi agar sebelum titrasi suhu pada sampel sudah mencapai suhu ruang, karena iod sebagai penitran tidak bisa bereaksi pada suhu terlalu panas atau dingin .
Titrasi yang digunakan pada saat praktikum adalah titrasi iodimetri dengan menggunakan iodin sebagai titran dan amilum sebagai indikator untuk menunjukan perubahan warna pada titik akhir titrasi.amilum dipakai karena amilum sangat peka terhadap iod Reaksi positif dengan menggunakan titrasi iodometri adalah terjadi perubahan warna larutan menjadi biru karena iod akan bereaksi dengan amilum menghasilkan warna biru. Berwarna biru apabila sampel yang digunakan warna awal sebelum dititrasi adalah bening. Pada praktikum ini rekasi positif yang dihasilkan adalah larutan berubah menjadi abu – abu, karena warna awal sampel yang digunakan adalah kuning, sehingga pada saat dititrasi menghasilkan warna abu – abu.
Titrasi iodimetri merupakan titrasi langsung karena iodin menjadi penitran langsung pada saat titrasi dan tidak bereaksi dengan senyawa lain. Pada praktikum ini mrnggunakan titrasi iodometri karena potensial pereduksi vitamin C lebih kecil dibanding dengan iod, sehingga bisa langsung dititrasi tanpa gangguan senyawa lain. Vitamin C dengan iod akan membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3, sehingga ikatan rangkap akan hilang. Reaksi positif ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi warna abu – abu hasil reaksi iod – amilum. Vitamin C dapat ditentukan dengan titrasi iodimetri karena vitamin C dengan iod akan membentuk ikatan dengan atom C nomor 2 dan 3, sehingga ikatan rangkap akan hilang (lihat gambar 2). Perhitungan kadar vitamin C dengan standarisasi larutan iodin yaitu tiap 1 ml 0.01 N iodin ekivalen dengan 0,88 mg asam askorbat. Reaksi iod dengan asam askorbat:  
Penentuan kadar vitamin C menggunakan rumus: kadar vit. C = Volume iod x 0,88 mg/10ml. Dari tabel satu hasil yang didapat pada suhu ruang 6,776 mg/10ml, yang didinginkan dalam kulkas 6,668, dan pemanasan dalam oven adalah 4,928. Berdasarkan hasil yang didapat kadar vitamin C pada suhu ruang lebih tinggi daripada yang didinginkan dikulkas dan pemanasan dalam oven. Seharusnya kadar vitamin C lebih tinggi pada perlakuan yang didinginkan dikulkas karena vitamin C lebih stabil pada suhu dingin. Akan tetapi, kadar vitanim C pada suhu ruang dan kadar vitamin C yang didinginkan delam kulkas memilki selisih sedikit saja, hal ini disebabkan oleh titrasi kurang lama atau kesalahan melihat warna oleh praktikan. Vitamin C lebih sedikit pada saat pemanasan dalam oven karena, vitamin C teroksidasi akibat pemanasan. Hal ini sesuai dengan teori Winarno dimana penyimpanan vitamin C pada suhu rendah dapat mengurangi kegiatan respirasi dan metabolisme, memperlambat proses penuaan, mencegah kehilangan air dan mencegah kelayuan.
Kadar vitamin C pada belimbing wuluh menurut Mukaromah adalah 3,5 mg/10ml. Berdasarkan hasil yang didapat kadar vitamin C pada suhu ruang, didinginkan dalam kulkas, dan dipanaskan dalam oven, hasil yang didapat kadar vitamin C pada setiap perlakuan sesuai dengan teori, kadar vitamin C yang didapat diatas 3,5 mg/10ml.



V.  KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang didapat, diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Kadar vitamin C pada belimbing wuluh adalah 3,5 mg/10ml
2.      Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kadar vitamin C antara lain :
temperatur, waktu, dan udara.
3.      Kadar vitamin C pada suhu ruang 6,776 mg/10ml, didinginkan dalam kulkas 6,688 mg/10ml, dan dipanaskan dalam ovem 4,928 mg/10ml. Kadar vitamin C paling tinggi adalah pada suhu ruang.


DAFTAR PUSTAKA

Harjadi, W. 1986. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta. PT Gramedia.
Linder, M.C. l992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Pemekaian Secara Klinis. UI Press, Jakarta.
Mukaromah, U., Aminah, S., Hetty, S. 2010. Kadar Vitamin C, Mutu Fisik, pH dan Mutu Organoleptik Rambutan Berdasarkan Cara Ekstraksi. Jurnal Pangan dan Gizi 1(1): 43 – 51.
Pertanian. Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Pratama, S. 2007. “Aplikasi Lab View sebagai Pengukur Kadar Vitamin C dalam Larutan Menggunakan metode Titrasi Iodimetri”. Jurnal. Jurusan teknik elektro Universitas Diponegoro.
Safaryani, N., Haryanti, S., dan Hastuti, E. D. 2007. Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap Penurunan Kadar Vitamin C Brokoli (Brassica oleracea L). Buletin Anatomi dan Fisiologi, 15(2): 39 – 45.
Sudarmadji, S., Haryono, B. dan Suhardi. 1989. Analisa Bahan Makanan dan
Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit Gramedia, Jakarta.

















LAMPIRAN

PERHITUNGAN
Suhu ruang
Kadar vitamin C = V. Iod x 0,88 mg/10ml
                            = 7,7 x 0,88 mg/10ml
                            = 6,776 mg/10ml
Kulkas
Kadar vitamin C = V. Iod x 0,88 mg/10ml
                            = 7,6 x 0,88 mg/10ml
                            = 6,688 mg/10ml
Oven
Kadar vitamin C = V. Iod x 0,88 mg/10ml
                            = 5,6 x 0,88 mg/10ml
                            = 4,928 mg/10ml



/>

No comments:

Post a Comment

Laporan Praktikum Centrifuge

Hello guys, welcome back to my blog 💋 I.      PENDAHULUAN A.   Judul Centrifuge B.   Tujuan 1.     Mengetahui prinsip kerja ...